Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkai Kapal Perang Vasa dengan Kisah Memalukan sekaligus Luar Biasa

Kompas.com - 04/06/2018, 16:03 WIB
Egidius Patnistik,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

DALAM industri pariwisata dikenal istilah dark tourism atau black tourism. Dark tourism bisa diartikan sebagai aktivitas pariwisata ke tempat-tempat bersejarah yang terkait dengan kematian atau tragedi.

Dalam artian itu, kunjungan ke Vasa Museum di Stockholm, Swedia, tergolong kegiatan dark tourism.

Pada 28 April lalu dalam suhu agak dingin, sekitar 10 derajat celcius, saya berkesempatan mengunjungi museum itu.

Kunjungan tersebut diagendakan Scania, perusahan pembuat truk dan bus terkemuka asal Swedia. Scania dengan distributornya di Indonesia, yaitu United Tractors mengundang enam wartawan, termasuk Kompas.com, dari Jakarta untuk melihat pabrik mereka di Soderttalje, di pinggiran Stockholm.

Baca juga: Saat Scania Pamer Dapur dan Produknya kepada Konsumen Indonesia

Setelah serangkaian acara di pabrik dan kantor Scania, kami dijadwalkan melihat-lihat kota Stockholm sambil menunggu jadwal penerbangan pulang ke Jakarta.

Spot utama yang dituju adalah Vasa Museum itu. Museum tersebut sangat populer sebagai tujuan wisata.

Kami tiba sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Antrean di loket pembelian tiket sudah mengular. Namun kami tidak harus mengantre tiket. Pemandu wisata kami, Kirsti, telah membelikan tiket sebelumnya.

Di ruangan setelah pintu masuk tersedia brosur informasi tentang museum itu dalam beragam bahasa. Pada jam-jam tertentu ada tur dalam bahasa Inggris dan bahasa lain juga yang diselenggarakan secara cuma-cuma oleh pengelola museum.

Harian setempat, The Local, pada 4 September 2017melaporkan, jumlah pengunjung museum itu tahun 2016 sebanyak 1,3 juta orang. Khusus pada musim panas, itu berarti hanya tiga bulan dari Juni hingga Agustus, pengunjung tercatat 750.355 orang.

Angka itu merupakan rekor jumlah kunjungan musim panas tertinggi dalam sejarah museum tersebut.

Ramainya pengunjung membuat kunjungan ke tempat yang beraroma kematian dan tragedi itu tidak lagi menyeramkan. Orang dewasa dan anak-anak lalu lalang di sana.

Vasa Museum sebenarnya masuk kategori museum maritim, kira-kira seperti Musim Bahari di Jakarta Utara.

Sekadar membandingkan, Museum Bahari selama enam bulan, dari Januari hingga Juni 2017, jumlah wisatawannya 17.123 orang. Selama setahun pada 2016, jumlah pengujungnya tercatat hanya 38.310 orang.

Apa istimewanya Vasa Museum atau Museum Vasa itu?

Museum tersebut hanya punya satu koleksi. Ya, satu koleksi, yaitu sebuah kapal laut utuh berusia hampir 400 tahun. Vasa merupakan nama kapal perang Swedia yang dibuat pada awal abad ke-17.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com