Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudik Keliling Jawa, Kenali Beberapa Es Dawet Ini!

Kompas.com - 06/06/2018, 15:22 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang mudik, tak ada salahnya mengantongi referensi kuliner di daerah yang Anda lintasi, atau mungkin akan dikunjungi saat Lebaran nanti.

Salah satunya, es dawet. Ya, di beberapa daerah di Pulau Jawa, minuman ini kerap dijumpai.

Ternyata, es dawet di masing-masing daerah, meski terlihat sama, ada perbedaannya.

Yuk, kenali beberapa jenis dawet ini!

1. Dawet Solo

Dawet di Solo biasanya disajikan dalam mangkuk kecil. Dawetnya berwarna hijau.

Salah satu penjual dawet terkenal di Solo adalah Dawet Telasih Bu Dermi. Dawet ini bisa ditemui di Pasar Gede Hardjonagoro.

Es DawetKOMPAS/DANU KUSWORO Es Dawet
Dalam penyajiannya, biasanya ada tambahan ketan hitam, jenang sumsum, biji telasih, dan cairan gula.

Kuah dawetnya menggunakan kuah santan. Es Dawet Telasih tidak menggunakan gula jawa, sehingga rasa manisnya tidak terlalu terasa.

Baca juga: Wajib Coba, Es Dawet yang Disajikan ala Western

Dawet ini akan lebih nikmat lagi jika disantap dalam keadaan dingin.

2. Dawet Magelang

Dawet Magelangan khas Magelang konon sudah ada sejak 40-an tahun lalu.

Sukarti, salah satu penjual dawet legendaris ini, dapat ditemui di salah satu sudut Pasar Ngasem Kampung Djuritan, Magelang, Jawa Tengah.

Dawet Magelangan yang berwarna hijau disajikan dengan tambahan pleret, roti, tape ketan, dan cincau hijau.

Kuahnya menggunakan santan segar. Sedangkan untuk gulanya menggunakan gula jawa.

Rasa manis alami gula jawa menambah kenikmatan dawet ini.

3. Dawet Sambal Kulonprogo

Dawet Kulonprogo disajikan di sebuah mangkuk seukuran mangkuk bakso dengan isian dawet, santan, dan air gula kelapa.

Dawetnya berwarna putih, terbuat dari tepung pati gayong.

Dawet sambal. Perbedaannya dengan dawet biasa, yakni dawet sambal berasa manis pedas. Aroma segar sayur tercium karena ada tambahan kubis, tauge, dan seledri. KOMPAS.com/DANI J Dawet sambal. Perbedaannya dengan dawet biasa, yakni dawet sambal berasa manis pedas. Aroma segar sayur tercium karena ada tambahan kubis, tauge, dan seledri.
Tukilah, salah satu penjual Dawet Sambal, menambahkan potongan kubis, tauge, dan seledri di atas dawet dengan kuah santan bercampur kuah gula merah, serta sambal di dalamnya.

Sambal ini terbuat dari cabai rawit merah atau hijau.

Baca juga: Dawet Kok Pakai Sambal, Apa Enaknya...

Cabai tersebut diulek bersama kacang tanah, kemudian digoreng kering.

Setelah digoreng kering, campuran cabai dan kacang tanah tersebut direbus.

Kuah dawet ini mempunyai rasa gurih, manis, dan pedas.

Dawet seperti ini tidak bisa ditemukan setiap hari, akan tetapi hanya ada pada acara-acara tertentu seperti Pesta Adat Nawu Sendang Sumber Rejo.

4. Dawet Mawar Banyuwangi

Dawet Mawar Banyuwangi dapat ditemui di daerah Banyuwangi, Jawa Timur.

Dawet ini berwarna merah muda, terbuat dari campuran sari bunga mawar segar.

Tri Krisbiantara, pencetus ide terciptanya Dawet Mawar ini.

Dawetnya berbahan dasar dari tepung maizena, yang saat pemasakannya dicampur dengan sari mawar asli sehingga aroma dan warna cendol tersebut asli dari bunga mawar.

Dawet Mawar Banyuwangi.KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Dawet Mawar Banyuwangi.
Air yang digunakan untuk merendam cendol ini juga menggunakan air rendaman mawar.

Dawet Mawar disajikan seperti dawet kebanyakan, yaitu dengan santan dan gula merah.

Penyajian dengan es batu akan menambah kenikmatan Es Dawet Mawar ini.

5. Dawet Banjarnegara

Dawet ayu khas Banjarnegara terbuat dari tepung beras.

Penyajiannya menggunakan air santan dan pemanisnya berasal dari gula kelapa. Dawetnya yang berwarna hijau berasal dari perasan daun pandan.

ES DAWET GARENG DAN SEMAR - Penjaja Es Dawet Ayu tengah melayani pembeli di sebuah tepi jalan di Jakarta. Minuman jajanan khas dari daerah Banjarnegara, Jawa Tengah ini dijajakan dengan cara khas, yakni memakai pikulan berhias figur Semar dan Gareng yang ditenggerkan di atas gerobak dorong. Konon, ukiran kayu kedua tokoh punakawan dalam pewayangan ini bermakna simbolis. Gareng adalah simbol penjual, sementara Semar melambangkan pembeli.    KOMPAS/Mulyawan Karim ES DAWET GARENG DAN SEMAR - Penjaja Es Dawet Ayu tengah melayani pembeli di sebuah tepi jalan di Jakarta. Minuman jajanan khas dari daerah Banjarnegara, Jawa Tengah ini dijajakan dengan cara khas, yakni memakai pikulan berhias figur Semar dan Gareng yang ditenggerkan di atas gerobak dorong. Konon, ukiran kayu kedua tokoh punakawan dalam pewayangan ini bermakna simbolis. Gareng adalah simbol penjual, sementara Semar melambangkan pembeli.
Selain itu, rasa pandan atau nangka biasanya ditambahkan saat penyajian sehingga menambah kenikmatan dawet ayu ini.

Para penjual dawet ayu ini punya gerobak yang khas dan patung kayu Semar-Gareng.

6. Dawet Kalasan

Dawet Kalasan bisa ditemui disepanjang jalur lambat Prambanan, Yogyakarta.

Dawetnya terbuat dari tepung aren atau pathi. Dawet ini berwarna bening dan lebih kenyal, dengan tambahan kuah gula jawa.

Dawet Kalasan biasanya ditempatkan pada sebuah kendi, kemudian disajikan kepada pembeli menggunakan mangkuk kecil.

7. Dawet Durian Semarang

Dawet ini terbuat dari tepung maizena yang direbus hingga berbentuk seperti mi dan bertekstur kenyal. Dawetnya berwarna bening.

Mbah Busron, salah satu penjual es dawet durian yang sudah terkenal, dapat ditemui di kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah.

Es dawet ini disajikan di sebuah mangkuk bakso, satu biji durian dengan daging durian yang tebal, kemudian diberi dawet dan es serut yang menutupi dawet.

Setelah itu, ditambahkan santan cair dan gula merah cair yang disiram di atasnya.

Rasa manis dari dawet ini tidak terlalu mencolok, tetapi pas.

Kompas TV Pernikahan Kahiyang Ayu Kental dengan Adat Jawa Kental

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com