Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kereta Api di Jawa, Ditarik 4 Ekor Kuda dari Purwosari hingga Boyolali

Kompas.com - 08/06/2018, 10:32 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perkembangan perkeretaapian Tanah Air semakin pesat dan canggih. Pemesanan tiket online, waktu tempuh semakin singkat, relasi perjalanan yang semakin beragam, dan lain-lain.

Pernahkah terpikir, pada masa lalu, ada kereta penumpang yang ditarik oleh 4 ekor kuda? Ada kereta barang yang lokomotifnya ditarik oleh seekor lembu?

Ya, ini terjadi pada masa lalu. 

Pemberitaan Harian Kompas, 29 Agustus 1969, menyebutkan, pada awal adanya kereta api, trayek atau rute yang ditempuh tidak terlalu jauh.

Baca juga: Inilah Terowongan yang Anda Lewati jika Naik Kereta Api di Pulau Jawa

Sementara, jumlah perusahaan yang mengelola perjalanan kereta api sempat mencapai 10 perusahaan.

Saat penjajahan Jepang, perusahaan-perusahaan ini dilebur.  

Kereta penumpang ditarik oleh empat ekor kuda

Disebutkan, pada awal 1900-an, ada kereta yang ditarik oleh lembu dan kuda.

Pada masa itu, lokomotif kereta angkutan barang ditarik oleh lembu. Kereta ini mengangkut tebu milik pabrik gula, bukan kereta penunpang untuk umum.

Sementara, kereta api penumpang ditarik oleh kuda yang berjumlah 4 ekor. Saat itu, perjalanan yang ditempuh dari Purwosari hingga Boyolali.

Rangkaian keretanya hanya berjumlah satu atau dua gerbong. 

Kontur jalan dari Purwosari ke Boyolali naik-turun. Saat melewati jalan mendaki, kereta ditarik oleh kuda.

Akan tetapi, dari Boyolali-Banyudono yang jalanannya menurun, kereta hanya didorong dan selanjutnya bisa bergerak sendiri hingga Banyudono.

Baca juga: Pemudik, Inilah Tiket Kereta Api yang Masih Tersedia

Kuda-kuda yang digunakan untuk menarik kereta ini biasanya dinaikkan sebuah gerbong khusus. 

Kemudian, saat balik dari Banyudono ke Purwosari, kuda-kuda ini akan kembali bertugas menarik kereta dari Boyolali hingga Purwosari.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com