Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kereta Api di Jawa, Ditarik 4 Ekor Kuda dari Purwosari hingga Boyolali

Kompas.com - 08/06/2018, 10:32 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Kompas TV Untuk menambah kapasitas angkutan saat mudik lebaran, PT Kereta Api Indonesia daerah operasi enam, meluncurkan kereta Solo Ekspres.

Perusahaan lainnya adalah SS (Staat Spoor). SS merupakan perusahaan milik negara yang didirikan pada 1879.

Perusahaan SS berpusat di Bandung. Perusahaan ini bekerja sama dengan NIS, dengan menyewa rel-rel dan bertukar trayek dengan NIS.

Sisanya adalah perusahaan swasta, yaitu SCS (Semarang Chirebon-Stoomtram Mij), SJS (Semarang-Juana Stoomtram Mij), SDS (Seraju-Dal Stoomtram Mij), OJS (Oost Java Stoomtram Mij), Kediri Stoomtram Mij, Malang Stoomtram Mij, Madura Stoomtram Mij, Pasuruan Stoomtram Mij, dan Probolinggo Stoomtram Mij.

Tarif dan karcis berbeda

Pada zaman dulu, perbedaan tarif dan warna karcis antara penduduk pribumi dan kulit putih adalah hal biasa.

Penduduk pribumi diberi karcis kereta berwarna hijau dengan harga lebih murah dibandingkan karcis warna putih yang dijual kepada orang berkulit putih.

Selain itu, pribumi yang menggunakan kopiah atau peci, seperti haji, juga mengikuti aturan untuk orang berkulit putih, yaitu karcis berwarna putih dengan harga yang lebih tinggi.

Masing-masing punya stasiun

Setiap perusahaan kereta api pada zaman dahulu mempunyai stasiunnya sendiri.

Di Kota Yogyakarta, NIS mempunyai stasiun besar yaitu Stasiun Lempuyangan, kemudian perusahaan SS bermarkas di Stasiun Tugu.

Di Kota Solo, NIS menggunakan dan mendirikan stasiunnya di Balapan, sedangkan SS menggunakan Stasiun Jebres.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com