Setelah mendapat penjelasan lebih lanjut tentang do's and don'ts terhadap tubuh lumba-lumba, kami akhirnya bisa mulai bermain bareng lumba-lumba.
Pertama, kami bisa mencium dan dicium lumba-lumba. Tubuh Wei begitu kencang dan lembut, tanpa sisik sama sekali. Tidak ada juga lendir licin yang biasa ada di tubuh ikan. Tidak juga tercium bau amis. Wah, beda betul memang lumba-lumba ini.
Kami juga diberi kesempatan memeluknya dan Wei pun tersenyum lebar. Bagaimana saya tidak juga tersenyum lebar?
Setelah itu kami menari berputar. Dengan instruksi satu tangan di atas dan berputar, Wei pun ikut berputar daaan siripnya dibentangkan lebar-lebar. Lucunya!
Lalu kami berdansa pegangan tangan-sirip. Tangan saya memegang kedua siripnya yang membentang dan kami bergoyang ke kiri ke kanan.
Kepintarannya tak berhenti di situ. "Cilukbaaa," kata saya. Wei pun langsung tersenyum lebar dan menggerakkan kepalanya. Saya jadi teringat dengan almarhum anjing saya, gesture-nya seperti itu ketika merasa kesenangan.
Keajaiban lainnya adalah, Wei langsung menjulurkan lidahnya saat jari-jari saya menginstruksikan tanda metal dan bernyanyi "Cool Kids" milik Echosmith.
Lumba-lumba memang pintar. Rasanya tak ingin berhenti bermain. Tapi khusus untuk saya yang sedang mengandung, permainan berhenti karena Wei dan 2 orang teman saya lainnya akan bermain ski air.
Tubuh teman saya yang menelungkup di atas papan luncur didorong oleh moncong Wei dan terjadilah atraksi teman saya meluncur setengah terbang di atas air.
"Seru," kata Cahaya, wartawan Batampos.
Ternyata tak terasa sudah 90 menit kami bermain bersama Wei dan Rodrigo. Salam perpisahan pun disampaikan Wei. Bagaimana caranya? Dia mengepakkan sirip buntutnya, ke depan ke belakang. Bye, Wei, hope to see you again!