Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/06/2018, 11:09 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut tenun ikat dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), terbaik di Indonesia.

Penegasan itu disampaikan Arief, saat memberikan sambutan dalam kegiatan peluncuran empat Top Calendar Of Event Pariwisata Nusa Tenggara Timur 2018, di Balairung Soesilo Sudarman, Kementerian Pariwisata, Kamis (7/6/2018).

Arief mengaku, sudah mengikuti karnaval budaya di Ende dan beberapa kabupaten lainnya di NTT dan provinsi kepulauan itu sangat kaya akan motif tenunan dari berbagai suku.

Baca juga: Wow, Tenun Ikat Tradisional Flobamora Tampil di Brussel

Karena itu, menurut Menpar, tenun ikat khas NTT harus didampingi oleh kurator (pengurus atau pengawas institusi warisan budaya atau seni) yang bagus.

"Saya ikut karnaval di Ende dan tentu harus dikurasi dengan baik karena kalau dari sisi bahan atau fashion  tenun NTT itu nomor satu di seluruh Indonesia, jadi karnaval atau fashion diberikan kepada ahlinya," ucap Arief yang disambut tepuk tangan para pejabat dari beberapa kabupaten di NTT.

Model Belgia dan Indonesia memperkenalkan tenun ikat tradisonal Nusa Tenggara Timur di Brussel, Belgia, Minggu (30/8/2015).MADE AGUS WARDANA Model Belgia dan Indonesia memperkenalkan tenun ikat tradisonal Nusa Tenggara Timur di Brussel, Belgia, Minggu (30/8/2015).
Menurut Arief, festival tenun Ikat di Sumba pada Juli 2018 harus bagus dan kurasinya pun harus bagus. Desainer atau koreografernya harus tingkat nasional untuk melestarikan tenun ikat ini.

Pelaksanaan kegiatan festival tenun Ikat di Sumba, lanjut Arief, jangan hanya berhenti pada pelaksanaannya saja, tapi harus dilestarikan dan dikembangkan untuk menjadi komersial, sehingga bisa mensejahterakan masyarakat.

"Untuk tindak lanjutnya, maka Badan Ekonomi Kreatif harus turun untuk menginkubasi agar tenun dikembangkan menjadi nilai komersial," katanya.(K57-12)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com