Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengulik Sejarah Kampung Kauman Mangkunegaran...

Kompas.com - 11/06/2018, 15:02 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Ketika ditanya mengenai Kauman, warga Solo pasti akan menunjuk sebuah tempat di sebelah Masjid Agung Surakarta.


Pada umumnya, mereka tidak mengetahui, bahwa sebenarnya Solo punya Kampung Kauman milik Mangkunegaran.

Pendiri Solo Societeit yang juga sejarawan, Heri Priyatmoko berpendapat, hal ini membuat seolah eksistensi dari Kampung Kauman Mangkunegaran hilang.

Sebenarnya, Kampung Kauman Mangkunegaran sudah ada sejak zaman Mangkunegara I. Lokasinya masih sama dengan yang sekarang berada di utara Kali Pepe. 

 
Jejak mengenai Kampung Kauman Mangkunegaran saat ini masih bisa ditemukan.

Baca juga: Belajar Sejarah Islam di Kampung Kauman

Dua papan nama kampung di utara dan selatan perempatan merupakan bukti kampung ini masih ada.

Wilayah Kampung Kauman memanjang dari utara Kali Pepe hingga depan Pasar Legi.


Wilayahnya berbatasan dengan Pringgading di sebelah timur dan berimpitan dengan Jageran dan Ngebrusan di sebelah Barat.

Setelah Perjanjian Salatiga tahun 1757, Mangkunegara disediakan tempat tinggal di rumah Tumengung Mangkuyuda.

Kelak, di sini lah dibangun Kampung Kauman oleh Mangkunegara I.
 
Melalui Perjanjian Salatiga juga, Mangkunegara I tidak diperbolehkan untuk membuat alun-alun, mengingat posisinya sebagai daerah Praja.

Oleh karena itu, Mangkunegara I hanya membuat pasar untuk perekonomian dan religi.

"Tercatat dalam Babad Panambangan, lebih dari 80 orang sebagai warga Kauman. Warga Kauman tersebut menguatkan identitas Kauman sebagai kampung religi pada masa Mangkunegara I," kata Heri Priyatmoko.


Namun, kondisinya berubah sejak Masjid Nagari di Kauman dipindahkan oleh Mangkunegara IV.

Masjid tersebut dipindahkan ke barat Puro Mangkunegaran pada tahun 1878. Eksistensi Kauman sebagai kampung religi lantas redup.

"Dibedolnya masjid ini berdampak pada menurunnya peran dari ulama yang ada di Kauman,"  ujar Heri.

Selain berkurangnya peran ulama, regenerasi ulama juga tidak ada, karena masjid sebagai sentralnya sudah dipindahkan.

Saat itu, pada masa Mangkunegara IV, yang difokuskan adalah sektor ekonomi. Masa Mangkunegara IV juga meninggalkan banyak utang yang menjadi beban penerusnya.


Pada 1861, Mangkunegara IV membangun Pabrik Gula Colomadu dan Tasikmadu pada 1871 untuk menunjang sektor ekonomi Mangkunegaran.

Dengan terfokus kepada sektor ekonomi, sektor religi semakin tidak diperhatikan.

Penyebab lain redupnya eksistensi Kampung Kauman karena Mangkunegara I dan penerusnya tidak menggunakan gelar Sayidin Panatagama.


Pemberian gelar ini akan memberikan beban secara moral untuk penyuksesan program penyebaran Islam, seperti yang dilakukan Kasunanan dan Kasultanan.

Penggunaan gelar tersebut untuk menjaga aktivitas keagamaan di Kauman.

Akibatnya lama kelamaan, eksistensi Kampung Kauman kehilangan jati dirinya sebagai kampung religi.

 
Kompas TV Tak hanya jemaah dari semarang, tradisi semaaan juga diikuti oleh warga dari berbagai daerah, seperti Kendal, Demak, dan Kudus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com