SURAKARTA, KOMPAS.com - Di sejumlah daerah, ada yang wilayah yang disebut dengan "Kampung Kauman".
Sejak Mataram Islam berdiri, Kampung Kauman merupakan komponen utama yang harus ada.
Kampung Kauman sebagai salah satu pilar dalam penyebaran agama Islam sejak Istana Demak berdiri.
Di Surakarta, ada Kampung Kauman Mangkunegaran. Sebelum mengulik sejarah Kampung Kauman Mangkunegaran, perlu diketahui sekelumit cerita mengenai sejarah Kampung Kauman secara umum.
Kaum dan Iman
Maknanya, Kampung Kauman ditempati oleh sekelompok orang yang memahami ilmu agama dan menjalankan fungsi religi untuk mendukung proses penyebaran agama Islam.
Kala itu, kaum abangan masih banyak. Dengan adanya Kampung Kauman, diharapkan bisa menjadi jembatan untuk menyadarkan serta memberikan dakwah mengenai keislaman.
Kauman dikepalai oleh seorang pemimpin yang biasanya disebut Penghulu.
Penghulu ini bertanggung jawab atas Kampung Kauman dan aktivitas dakwah pada masa itu. Pembantu penghulu juga berdiam di Kampung Kauman.
Selain itu, ada pula yang disebut "Modin". Modin adalah orang yang bertugas untuk memukul beduk menjelang waktu shalat dan mengumandangkan azan.
Modin mempunyai pembantu. Orang yang membantu tugas modin ini disebut qoyyim.
Terakhir, ada yang disebut "marbot", yaitu orang yang bertugas mengurusi kebersihan masjid hingga menyediakan perlengkapan shalat.
Kegiatan yang diikuti sekita 30 orang ini melakukan napak tilas di tiga situs bersejarah Kampung Kauman Mangkunegaran, yaitu makam anak Mangkunegara I, Langgar Rawatib, dan Rumah Pangeran Sambernyawa.
Kampung Kauman Mangkunegaran berada di depan Pasar Legi, tepatnya sebelah utara Puro Mangkunegaran.
Baca juga: Kauman Solo yang Melintasi Zaman
Eksistensi Kampung Kauman di Mangkunegaran saat Ramadhan tak sebesar yang terjadi di Kasultanan, Kasunanan, dan Pakualaman.