Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngabubrit Sambil Belajar Sejarah Lawang Sewu

Kompas.com - 13/06/2018, 15:03 WIB
I Made Asdhiana

Editor

Sebagaimana halnya nama Kepulauan Seribu di DKI Jakarta, jumlah pintu gedung tersebut sebenarnya tidak persis seribu buah, tetapi lebih tepatnya 429 pintu saja dengan sekitar 1.200 daun pintu.

Sampai 1994, Lawang Sewu masih digunakan oleh pemerintah sebagai Kantor Kereta Api Indonesia, tetapi pada 2009 dilakukan restorasi dan perbaikan tanpa mengubah bentuk aslinya.

Pada 2011, gedung tersebut pun dibuka untuk umum sebagai lokasi wisata sejarah dan menjadi salah satu tujuan wisata andalan di Kota Semarang dan Jawa Tengah.

Cerita Mistis

Sebagai sebuah bangunan kuno, Lawang Sewu juga menyimpan banyak cerita mistis yang membuat bulu kuduk merinding.

Wisatawan sedang berfoto berlatarkan keindahan bangunan arsitektur Eropa, di Lawang Sewu, Semarang, Rabu (28/3/2018). KOMPAS.com/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Wisatawan sedang berfoto berlatarkan keindahan bangunan arsitektur Eropa, di Lawang Sewu, Semarang, Rabu (28/3/2018).
Gedung berlantai dua yang luas tersebut hanya berupa ruang kosong dan di lantai bawah tanah terdapat lorong bak penampungan air dan menurut cerita pernah digunakan sebagai tempat penyiksaan.

Menurut penuturan Abdul, gedung tersebut menjadi tempat bersemayam banyak makhluk gaib.

Tapi ketenangan para "penghuni" gedung menjadi terusik gara-gara sebuah acara stasiun televisi swasta dari Jakarta yang memanggil mereka dengan sesajen.

Acara televisi tersebut dikatakan ibarat membangunkan orang yang sedang tidur dalam kedamaian, sehingga kemudian berkeliaran dan menampakkan diri kepada pengunjung.

"Karena dibangunkan, makhluk halus tersebut kemudian meminta sesajen lagi dan kalau tidak mendapatkannya, mereka akan mengganggu pengunjung lain," kata Abdul dengan mimik wajah serius.

Wisatawan sedang berfoto berlatarkan mozaik kaca di bangunan arsitektur Eropa, di Lawang Sewu, Semarang, Rabu (28/3/2018). KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Wisatawan sedang berfoto berlatarkan mozaik kaca di bangunan arsitektur Eropa, di Lawang Sewu, Semarang, Rabu (28/3/2018).
Pada sebuah kesempatan saat memandu, seorang wisatawan kepada Abdul mengatakan bahwa ia melihat seorang noni Belanda dengan pakaian serba putih berdiri di pojok ruangan.

Ada juga pengunjung wanita yang diyakini "dimasuki" oleh roh gaib, tiba-tiba melakukan gerakan tari balet di salah satu lorong. Padahal dalam sehariannya wanita tersebut sama sekali tidak memiliki bakat menari, apalagi tari balet.

Beberapa cerita mengenai makhluk halus penghuni Lawang Sewu yang dikemas sedemikian rupa, membuat pengunjung seolah terbawa pada dunia gaib. Tidak sedikit yang mengaku merinding.

Salah seorang pengunjung wanita, Denty asal Jakarta, meminta tolong kepada rekannya agar ditemani ke toilet yang terletak di salah satu pojok bangunan dan saat itu sepi pengunjung.

Cerita mengenai "penghuni" Lawang Sewu dan segala keseruannya yang membuat bulu kuduk berdiri, hanyalah sisi lain dari sejarah gedung tersebut.

Keindahan bangunan arsitektur Eropa, buatan Belanda di Lawang Sewu, Semarang, Rabu (28/3/2018). KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Keindahan bangunan arsitektur Eropa, buatan Belanda di Lawang Sewu, Semarang, Rabu (28/3/2018).
Sebagai sebuah bangunan bersejarah, Lawang Sewu memang menyimpan banyak kisah menarik, terutama mengenai sejarah kolonialisme Belanda di Tanah Air.

Arsitek Prof Jacob F Klinkhamer (TH Delft) dan BJ Quendag, dua tokoh di balik pembangunan gedung Lawang Sewu, seperti mengajarkan kepada semua pihak bahwa proses pembangunan dengan menggunakan bahan bermutu serta perencanaan yang matang akan menghasilkan karya yang mampu bertahan ratusan tahun.

Tidak hanya soal mutu bangunan, tetapi juga estetika. Contoh kecilnya adalah soal pipa saluran air hujan yang rapi mengalir, tanpa menimbulkan genangan saat musim hujan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com