Ketika perahu wisatawan memasuki sungai yang menyempit berarti sesaat lagi perjalanan sudah sampai di mulut Green Canyon dengan dinding batu di kanan dan kiri perahu akan bersandar di sebuah dermaga batu.
Di sinilah titik awal untuk menyusuri keindahan alam obyek wisata dimulai.
Bagi wisatawan yang berenang disediakan rompi pelampung, ban dan pemandu agar perjalanan wisatawan aman dan nyaman.
Perjalanan akan terus berada dalam cekungan dinding terjal di kanan kiri aliran sungai.
Dinding-dinding untuk menyajikan keindahan tersendiri, yang paling unik berbentuk menyerupai sebuah payung dan pengunjung dapat menguji adrenalin terjun dari batu payung.
Selain itu di bagian atas beberapa kali pengunjung akan melewati stalaktit-stalaktit yang masih dialiri tetesan air tanah.
Setelah beberapa ratus meter berenang, akan terlihat beberapa air terjun kecil di bagian kiri kanan yang begitu menawan.
Jika diteruskan berenang maka pengunjung akan sampai pada ujung jalan, di mana terdapat goa yang dihuni oleh banyak kelelawar.
Bagi wisatawan yang ingin bekunjung Green Canyon sebaiknya pada saat musim kemarau. Pasalnya, saat musim kemarau debit air normal dan warna air hijau toska sehingga wisatawan akan mendapatkan pemandangan yang sempurna untuk melakukan berburu foto dan melakukan body rafting.
Bila wisatawan datang di musim hujan, warna air sungai menjadi cokelat karena debit air meningkat.
Hujan Abadi
Masyarakat sekitar menyebutnya dengan hujan abadi, yaitu tetesan air deras yang menembus celah-celah atap tebing dan merembes ke bawah berupa tetesan air hujan di mana kuota air seperti tidak pernah habis.
Hal tersebut karena di atas tebing terdapat aliran air yang kecil-kecil dari jalur mata air kecil yang menembus ke bawah ngarai, sehingga efek hujan muncul dari ribuan tetesan air yang terus berjatuhan.
Apabila dirasa kurang menantang, pengunjung bisa menaiki salah satu tebing yang menjulang ke atas untuk kemudian terjun ke bawah sungai yang tingginya sekitar 15 meter.