Berawal dari keinginan mengubah wajah sungai yang kotor
Ide awal membuat wahana ini adalah memajukan dan lebih mengenalkan Desa Randuboto kepada masyarakat luas, lewat wisata naik perahu.
Wisata kapal itu juga didasarkan untuk lebih mendekatkan masyarakat setempat agar memiliki rasa cinta dengan Sungai Bengawan Solo.
sebelumnya, sepanjang aliran sungai Bengawan Solo yang melewati Desa Randuboto bisa dikatakan cukup kumuh.
Banyak sampah yang berserakan di pinggir sungai maupun hanyut bersama aliran air.
“Dulu daerah ini memang terkenal kumuh, karena masyarakat di sini masih banyak yang buang sampah sembarangan, dan bahkan banyak juga yang membuang sampah ke sungai. Tapi saat ini saya lihat, sungai sudah bersih, pertanda mereka sudah mulai sadar,"
"Semoga ini akan tetap terjaga seterusnya,” ujar Camat Sidayu, Nuryadi.
Selain itu, dengan sadar tidak membuang sampah ke sungai Bengawan Solo, juga akan meminimalisir datangnya bahaya banjir.
“Pengen coba, melihat bagaimana sungai yang kini sudah bersih dari atas kapal (perahu pesiar). Ini tadi juga dapat tiket, dengan menukar beberapa botol plastik bekas. Hitung-hitung untuk menyenangkan anak juga,” tutur Rani (35), warga Dusun Tanjungsari.
“Bagus, bisa lihat sungai yang sudah bersih, hutan mangrove yang ada di sepanjang perjalanan. Jadi pengen naik lagi,” kata Obi (9), anak dari Rani.
Pihak desa sudah bersepakat, seterusnya khusus warga Randuboto bakal cukup menukar sampah plastik jika ingin menikmati perahu pesiar. Sementara warga luar desa, dikenakan tarif yang telah ditentukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.