Kiskendo sendiri merupakan sepenggal cerita dalam pewayangan. Kiskendo sebutan sebuah kerajaan di bumi yang dikendalikan manusia berkepala kerbau dan sapi, Maesasura dan Lembusura namanya.
Sugriwo dan Subali pemilik asli kerajaan itu datang untuk merebut. Keduanya dalam wujud setengah kera setengah manusia menghancurkan Maesasura dan Lembusura. Pertempuran terjadi pada kedua pihak.
Subali terkubur di goa dan Sugriwo kembali ke langit. Subali akhirnya bisa keluar dari sana dengan cara menjebol tanah dan terciptalah goa.
"Ini seperti yang dulu dipentaskan dalang kondang Hadi Sugito," kata Adi Slamet menceritakan legenda terciptanya goa.
Pemandu susur goa ini juga cerita, pemerintah dan komunitas seni DIY membuat relief kisah Sugriwo - Subali pada dinding batu di luar pintu masuk goa. "Dari cerita itu maka dibikinlah relief di batu ini pada tahun 1980-an," kata Adi Slamet.
Hajar Hanifa, seorang warga Kecamatan Kokap di Kulon Progo, Yogyakarta, mahasiswi ISI Yogyakarta program studi film. Ia mengaku sudah 3 kali ke Kiskendo. Menurutnya Kiskendo tidak membosankan meski banyak yang berubah.
"Kebetulan saya memang tidak suka wisata yang jauh-jauh apalagi macet. Banyak yang berubah ini setelah kesekian kali ke sini," kata Hanifa.
Eko Rahmi, seniman lukis asal Sleman Yogyakarta menyukai lukisan abstrak dengan tema bebas.
Ditemui di pintu goa, ia mengatakan kalau jalan-jalan selalu menimbulkan inspirasi bagi tema lukisan yang dibuatnya. Ke Kiskendo, menurutnya, sekaligus untuk menjadi salah satu bagian dari dirinya untuk menemukan kesan kuat yang akan dilukisnya.
"Kita lihat apa ada yang bisa (jadi inspirasi lukisan)," kata Rahmi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.