Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Selancar Cocok untuk Kembangkan Pariwisata Daerah Terpencil

Kompas.com - 27/06/2018, 18:25 WIB
Silvita Agmasari,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wisatawan yang berkunjung ke Indonesia tentu punya motif tersendiri. Para peselancar misalnya, punya ciri khas yang hampir sama.

"Kalau surfer (peselancar) itu tidak peduli apa-apa, yang penting ada ombak bagus, makanan, dan minuman," kata Ketua Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) Arya Subyakto saat ditemui di acara peluncuran Ya'Ahowu Nias dan WorldSurfing League Nias Pro 2018, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (25/6/2018).

Untuk akomodasi, menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, peselancar lebih memilih homestay ketimbang hotel. Inilah yang membuat pelaku usaha pariwisata daerah sebenarnya lebih mudah. Sebab modal membangun homestay jelas lebih kecil ketimbang membangun hotel.

"Surfer ini juga bisa extend (memperpanjang) masa tinggal di Indonesia sampai dua bulan hanya untuk musim ombak yang bagus. Tidak seperti wisatawan biasa seminggu cukup," jelas Arya.

Baca juga: Pantai Wediombo, Pantai Surga Selancar di Yogyakarta

Satu-satunya yang dibutuhkan oleh para peselancar adalah keterbukaan akses menuju suatu daerah. Tipikal peselancar menurut Arya semakin sepi suatu pantai, semakin senang mereka.

"Jadi surfer itu sebenarnya sangat cocok untuk wisata di daerah-daerah terpencil di Indonesia,"jelas Arya.

Hanya saja Arya mengungkapkan, seringkali ketika dibuka akses ke pantai dengan ombak yang bagus, banyak masyarakat Indonesia yang berkunjung kemudian buang sampah sembarangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com