Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Mendaki, Jangan Pernah Ganggu Edelweis...

Kompas.com - 29/06/2018, 15:53 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Kompas TV Kalau berwisata ke Sukabumi, patut coba wahana wisata Jembatan Gantung Situ Gunung.

Tumbuhan ini memiliki daun yang sedikit berbulu.

Pohon edelweis berukuran tidak terlalu tinggi, sekira 2-3 meter. Tanaman ini tidak terlalu mencolok karena warnanya yang dominan hijau pucat dan putih.

Tumbuhan pionir

Menurut keterangan Penyuluh Kehutanan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Birama Terang Radityo, S.Hut, tumbuhan edelweis termasuk jenis tumbuhan pionir.

Edelweis bisa tumbuh di tanah yang kering. Tumbuhan lain tidak bisa tumbuh, edelweis bisa,” kata Birama saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/6/2018).

Dia melanjutkan, Edelweis bisa tumbuh di tempat yang terbuka dan memiliki kerapatan vegetasi yang rendah. Hal itu karena dia membutuhkan cahaya yang banyak.

Baca juga: Petik Edelweis di Gunung Semeru, Pendaki Ini Dilarang Mendaki Seumur Hidup

Bagian tumbuhan yang sudah layu dan jatuh ke tanah dapat menyebabkan tanah yang kering menjadi subur, sehingga jenis tanaman lain dapat tumbuh.

“Setelah banyak jenis tanaman yang tumbuh dan vegetasi menjadi rapat, edelweis pun akan mati,” ujar Birama.

Menurut Birama, berdasarkan buku Flora Pegunungan Jawa, terdapat 4 jenis Edelweis yang ada di Indonesia yakni Anaphalis Javanica, Anaphalis Longifolia, Anaphalis Viscida, dan Anaphalis Maxima.

Keberadaannya terbilang jarang karena hanya ada di tempat tertentu, dan perannya dalam ekosistem lingkungan menjadi alasan mengapa Edelweis dilindungi.

Namun, sangat disayangkan banyak oknum di Indonesia yang melakukan perusakan dengan memetik dan membawa turun bunga Edelweis. Baik oleh masyarakat untuk diperjualbelikan, maupun oknum pendaki bertangan jahil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com