Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Paralayang Digelar di Bukit Tunggangan Trenggalek

Kompas.com - 02/07/2018, 06:58 WIB
Slamet Widodo,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Festival Paralayang ini dibagi menjadi beberapa kategori, yakni kategori junior dan profesional, putra maupun putri. Kegiatan ini diselenggarakan selama tiga hari, sejak hari Jumat hingga Minggu (1/7/2018).

Angin kencang serta hujan merupakan kendala bagi para peserta. Apabila cuaca kurang mendukung, maka panitia akan menghentikan sejenak jalannya festival paralayang, dan setelah situasi normal, kegiatan paralayang dilanjutkan.

“Kalau angin lagi kencang, festival kami hentikan sejenak. Setelah situasi angin normal dan layak untuk terbang, kegiatan kami lanjutkan,” tutur Azmi.

Meski pertama kali diadakan lomba paralayang ini, antusias peserta sangat luar biasa. Rencananya, kegiatan serupa akan rutin digelar setiap tahun. Harapan ke depan, agar akses menuju Bukit Tunggangan diperbaiki serta ditambah sejumlah fasilitas penunjang sehingga kegiatan skala nasional dan internasional bisa digelar di tempat ini.

“Melihat lokasi di Trenggalek ini seperti lokasi yang ada di luar negeri. Di bawah sekitar flat area bisa dikembangkan menjadi arena cross country juga ketepatan mendarat. Apabila akses naik mudah, maka bisa kita tawarkan ke manajemen paralayang di Jakarta atau Australia PGAWC,” kata Samsul Hadi.

Sementara itu, untuk persiapan festival paralayang ini dinilai cukup singkat, yakni tiga bulan. Semua persiapan mulai pembuatan jalan darurat dari kaki Bukit Tunggangan hingga puncak bukit, persiapan kepanitiaan, hingga membuat lokasi pendaratan.

Sebelumnya, Bukit Tunggangan ini lebih sulit dijangkau karena kondisi tebing yang sangat terjal. Untuk kegiatan paralayang sendiri, Bukit Tunggangan sering digunakan untuk aktivitas penerbangan oleh beberapa pecinta olahraga yang memacu adrenalin ini.

“Untuk mempersiapkan semua ini cukup singkat, yakni sekitar tiga bulan. Kami bersyukur semua berjalan lancar. Kami ucapkan terima kasih kepada semua masyarakat Durenan serta pihak terkait yang telah membantu terselenggaranya kegiatan ini,” kata Muhammad Azmi.

“Pernah beberapa waktu lalu, ada rekan dari luar negeri yang mencoba menerbangkan paralayang di tempat ini, dan bilang 'hanya orang bodoh yang tidak mengembangkan dan mengelola tempat ini'," pungkas Muhammad Azmi menirukan kalimat orang asing tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com