Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajib Coba! Sate Kerbau Khas Kudus, Bumbunya Meresap ke Dalam Daging

Kompas.com - 04/07/2018, 21:49 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

Dalam satu hari, Sunoto menghabiskan sekitar 20 kilogram daging kerbau. Pelanggan bervariasi mulai dari Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, hingga luar Pulau Jawa.

Salah satu pelanggan Sate Kerbau Min Jastro, Eko Soponyono menyebut telah berlangganan sejak era tahun 1970-an. Saat ditemui, ia datang menyantap sate kerbau bersama keluarga.

"Saya sejak dulu sejak makan sate kebo itu dari jaman bapaknya (Min Jastro). Rasanya gak berubah dari dulu sampai sekarang. Dari jaman SMA ini diteruskan saya sampai sekarang," ujar laki-laki yang berstatus Guru Besar Universitas Diponegoro itu.

Setiap hari Warung Sate Kerbau Min Jastro buka mulai 07.30 - 10.00 dan sore pada 17.00 - 21.00. Pengunjung juga bisa memesan terlebih dahulu sate kerbau melalui nomor telepon 081325618904.

Warung Sate Kerbau Min Jastro di Ruko KH. Agus Salim, Kudus, Jawa Tengah. Sate kerbau merupakan salah satu makanan khas Kudus.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Warung Sate Kerbau Min Jastro di Ruko KH. Agus Salim, Kudus, Jawa Tengah. Sate kerbau merupakan salah satu makanan khas Kudus.
Kuliner toleransi

Sate kerbau tak hanya makanan khas Kudus. Bagi masyarakat Kudus, sate kerbau juga menjadi simbol toleransi umat beragama yaitu Islam dan Hindu.

"Dulu kan mayoritas Kudus itu kan orang Hindu. Bagi orang Hindu itu kan sapi itu suci. Jadi pakai daging kerbau," ujarnya.

Saat menyebarkan agama Islam di Kudus, Sunan Kudus melarang pengikutnya mengonsumsi daging sapi yang dianggap suci oleh umat Hindu.

Larangan penggunaan daging sapi masih dijaga dan dipegang umat Islam di Kudus meski perdagangan daging sapi di wilayah Kudus sudah dilakukan.

Menurut Sunoto, tak banyak peternakan sapi di Kudus. Hingga saat ini, lanjutnya, masyarakat Kudus juga tak banyak yang mengkonsumsi daging sapi.



 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com