YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pariwisata Bantul, Yogyakarta, terus berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan asing. Upaya yang dilakukan dengan menyiapkan destinasi unggulan yang ada diantaranya wisata budaya dan alam.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo mengatakan, pihaknya terus berkomitmen meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke bumi Projotamansari.
Alasannya, dari jumlah kunjungan tahun 2017 sebanyak 3,7 juta pengunjung, wisatawan asing yang datang hanya di kisaran 10.000an orang. "(wisatawan asing) Masih kecil. Kita berupaya menaikkan (kunjungan wisatawan)," katanya saat dihubungi wartawan, Jumat (6/7/2018).
Baca juga: Ini Dia Spot Selfie Terbaru di Bantul
Menurut Kwintarto, pihaknya telah menyiapkan strategi khusus di antaranya destinasi yang memiliki ciri khas dan karakteristik berbeda dengan tempat lain, seperti wisata alam gumuk pasir dan wisata budaya Makam Raja di Imogiri.
Baca juga: Bakso Tumpeng, Santapan Unik dari Bantul
Untuk gumuk pasir, lautan pasir ini tentunya menjadi sangat khas karena jarang ditemui di tempat lain. "Untuk gumuk pasir di dunia hanya ada di dua tempat dan salah satunya berada di wilayah Bantul," katanya.
Kwintarto memaparkan, untuk meningkatkan kunjungan wisman pihaknya melakukan koordinasi dengan instansi lainnya, termasuk dengan Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat karena kedua lokasi tersebut merupakan milik kraton.
Baca juga: Bagai Berfoto di Lautan Awan Saat ke Bukit Panguk Bantul
Selain menyiapkan destinasi unggulan, lanjut Kwintarto, pihaknya juga memperlengkapi faslilitas dan sarana pendukung lain, salah satunya dengan menyiapkan toilet seperti di hotel berbintang.
"Gumuk pasir dan Makam Raja di Imogiri bisa menjadi unggulan dalam menggaet wisatawan asing. Yang jelas, kami siap mengembangkan dua lokasi ini untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dari luar negeri," katanya.
Namun dia berharap pemerintah serius dalam mewujudkan hal itu. Mulai dari pembangunan infrastruktur sarana prasarana pendukung, serta promosi.
“Pembangunan harus ada integrasi kawasan antara satu destinasi ke destinasi lain, sehingga saling melengkapi," kata Setiya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.