Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tembok Berlin, Dibenci Sekaligus Dirindu...

Kompas.com - 07/07/2018, 18:12 WIB
I Made Asdhiana

Penulis

KOMPAS.com - Sebagai destinasi wisata, Tembok Berlin (dalam bahasa Jerman: Berliner Mauer) menyimpan sejarah panjang.

Tembok Berlin dibangun oleh pemerintahan komunis Jerman Timur di bawah pimpinan Walter Ulbricht pada 13 Agustus 1961.

Awalnya, tembok ini hanya kawat berduri yang direntangkan sepanjang 155 kilometer di perbatasan Berlin Timur dengan Berlin Barat.  

Baca juga: Akhirnya... Bertemu Brezhnev dan Honecker di Tembok Berlin

Kemudian dibangun tembok beton permanen dengan kawat berduri di atasnya.

Sisa-sisa Tembok Berlin di Jerman, Rabu (21/6/2018), memiliki daya tarik menyedot wisatawan.KOMPAS.com/I MADE ASDHIANA Sisa-sisa Tembok Berlin di Jerman, Rabu (21/6/2018), memiliki daya tarik menyedot wisatawan.
Lantas Tembok Berlin semakin diperkokoh dengan dibangunnya tembok lapis kedua yang terbuat dari beton dengan tinggi 4 meter.

Pembangunan tembok ini bersamaan dengan pembangunan 300 menara pengawas dengan senjata lengkap, 30 bunker, beberapa pos perbatasan serta pagar sinyal yang bisa mendeteksi penyeberang.

Baca juga: Tembok Berlin, Mengenang Sejarah Kelam Masa Lalu

Setelah Tembok Berlin dibangun, akses warga Berlin Timur ke Berlin Barat semakin sulit. Pemeriksaan ketat dilakukan melalui Checkpoint Charlie.

Tembok Berlin di Jerman, Rabu (21/6/2018), memiliki daya tarik menyedot wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara.KOMPAS.com/I MADE ASDHIANA Tembok Berlin di Jerman, Rabu (21/6/2018), memiliki daya tarik menyedot wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara.
Namun demikian, masih banyak juga warga Berlin Timur yang mencoba menerobos tembok pembatas tersebut demi menemukan kebebasan di Berlin Barat.

Untuk melihat tempat dimana Tembok Berlin masih kokoh, dilengkapi menara pengawas, wisatawan bisa mendatangi Berlin Wall Memorial (dalam bahasa Jerman: Gedenkstäätte Berliner Mauer) di Bernauer Straße.

Wisatawan mengintip dari celah-celah tembok di Berlin Memorial Wall, Rabu (21/6/2018), untuk membayangkan bagaimana korban yang tewas saat melarikan diri melewati Tembok Berlin.KOMPAS.com/I MADE ASDHIANA Wisatawan mengintip dari celah-celah tembok di Berlin Memorial Wall, Rabu (21/6/2018), untuk membayangkan bagaimana korban yang tewas saat melarikan diri melewati Tembok Berlin.
Saat KompasTravel bersama rombongan media Scoot yang mengikuti penerbangan Singapura-Berlin, Kamis (21/6/2018), mengunjungi Berlin Wall Memorial ternyata tempat ini memiliki pusat dokumentasi, gardu pandang, dan taman memorial.

Sekitar 30 meter tembok dipenuhi hamparan pasir coklat muda, menara jaga, kawat berduri, dan dua lapis tembok lagi di baliknya.

Anda bisa mengintip melalui celah-celah tembok untuk melihat hamparan pasir, barikade kawat berduri dan menara pandang.

Berlin Memorial Wall dilihat dari menara pandang, Rabu (21/6/2018). Tembok Berlin di Jerman memiliki daya tarik menyedot wisatawan.KOMPAS.com/I MADE ASDHIANA Berlin Memorial Wall dilihat dari menara pandang, Rabu (21/6/2018). Tembok Berlin di Jerman memiliki daya tarik menyedot wisatawan.
Ada juga kotak-kotak untuk meletakkan karangan bunga guna mengenang para korban yang tewas karena berusaha menerobos Tembok Berlin.

Sementara dari lantai lima gardu pandang yang ada di seberang tembok, wisatawan bisa melihat barikade kawat berduri yang dipasang Berlin Timur untuk mencegah penduduknya melarikan diri ke Berlin Barat.

Selama Jerman dipisah oleh Tembok Berlin, setidaknya 136 orang tewas saat ingin melarikan diri melewati tembok ini.

Tembok Berlin di Jerman, Rabu (21/6/2018), memiliki daya tarik menyedot wisatawan.KOMPAS.com/I MADE ASDHIANA Tembok Berlin di Jerman, Rabu (21/6/2018), memiliki daya tarik menyedot wisatawan.
Di tempat ini, wisatawan masih bisa melihat sisa-sisa Tembok Berlin yang masih terawat baik. Sementara di pusat dokumentasi menyimpan banyak dokumentasi tentang sejarah Jerman dan Nazi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com