Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Monumen" Botol Plastik di Gunung Slamet Ini Dibuat dari Sampah Pendakian

Kompas.com - 13/07/2018, 11:39 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah bangunan yang disebut "Monumen Plastik" dibangun di kawasan Gunung Slamet, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, tepatnya di jalur pendakian Gunung Slamet via Pos Bangbangan.

Monumen ini dibuat dari sampah pendakian para pendaki, dengan rangka bambu, dan disela-selanya diisi botol plastik bekas.

Kepala Bidang Pariwisata Dispora Kabupaten Purbalingga, Prayitno mengatakan, pembuatan monumen ini dirintis pada 2017 oleh para pecinta alam dan kelompok sadar wisata masyarakat sekitar Gunung Slamet.

Prayitno menyebutkan, ide pembuatan monumen plastik ini karena keprihatinan atas banyaknya sampah plastik pendakian para pendaki.

"Berawal dari rasa keprihatinan banyaknya sampah plastik khususnya botol minuman, warga masyarakat Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja yang tergabung dalam Aremba Pala dan kelompok sadar wisata memanfaatkan botol itu sebagai 'monumen sampah plastik'. Saking banyaknya sampah dan tidak ada pemulung yang mengambil, maka dibuat monumen itu," kata Prayitno kepada Kompas.com pada Kamis (12/7/2018).

Baca juga: Mulai 1 Agustus 2018, Pendaki Gunung Slamet Harus Bawa Surat Keterangan Sehat

Selain itu, lanjut Prayitno, keberadaan monumen ini juga untuk mengingatkan para pendaki agar membawa turun sampah saat melakukan pendakiaan.

Ia berharap, monumen ini menjadi daya tarik tersendiri bagi Gunung Slamet.

"Dengan dibuat monumen, semakin banyak yang berkunjung. Tidak saja hanya pendaki, tetapi juga wisatawan muda-mudi. Karena semakin ramai, akhirnya ditambah wahana selfie deck dari kayu, dan wahana lainnya. tempat selanjutnya disebut dengan View Slamet," papar Prayitno.

Kawasan Gunung SlametDok. Dispora Kab Purbalingga Kawasan Gunung Slamet

Ke depannya, akan dikembangkan lahan yang akan dibuat menjadi area wisata pendakitan keluarga. Pemerintah Kabupaten Purbalingga bekerja sama dengan Perhutani untuk mengembangkan rencana ini.

"Pemkab Purbalingga dengan Perhutani telah melakukan MoU, untuk memanfaatkan satu hektar lahan (bukan hutan produksi). Lahan ini berupa lahan rerumputan. Rencananya akan dibuat wisata keluarga pendakian," kata Prayitno.

Pengelolaan sampah pendakian

Dihubungi secara terpisah, Kepala Pos Bangbangan Pendakian Gunung Slamet, Slamet Ardiansyah menjelaskan pengelolaan sampah sisa pendakian para pendaki.

Sampah-sampah yang dibawa turun oleh pendaki dikumpulkan pada suatu tempat.

"Jadi kami dari basecamp ada peraturan, wajib pendakian (berapa orang) membawa turun sampah. Itupun kami ada tulisannya, ada larangan-larangannya. Jadi kalau ada pendaki yang tidak membawa turun sampah, akan dikenakan denda atau sanksi," kata Slamet kepada Kompas.com, Kamis (12/7/2018).

Baca juga: Bukit Tangkeban, Panorama Menakjubkan di Kaki Gunung Slamet

Menurut dia, kesadaran pendaki untuk menjaga kebersihan gunung sudah semakin meningkat.

Halaman:


Terkini Lainnya

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com