KOMPAS.com – Tidak bisa dipungkiri, seni adalah produk tertinggi dari budaya. Melalui seni, kita bisa mengenal identitas, sejarah dan budaya suatu negara.
Oleh karena itu, sangat luar biasa bagaimana kita bisa menjelajah berbagai negara-negara Australia, Asia, dan Pasifik hanya dengan berkunjung ke Gallery of Modern Art (GOMA), Brisbane, Australia.
Museum seni yang dibuka pada 2 Desember 2006 dan terletak di kompleks Queensland Art Gallery, Southbank, Brisbane, Australia ini merupakan galeri seni modern dan kontemporer terbesar di Australia.
Tarun Nagesh, Associate Curator, Asian Art di GOMA yang ditemui Kompas.com pada Rabu (4/7/2018), berkata bahwa GOMA berspesialisasi dalam mengoleksi seni kontemporer dari berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia, Malaysia, China, Taiwan, Pakistan, dan Kazakhstan.
Museum ini juga sering berkolaborasi dengan seniman kontemporer internasional untuk pameran, seperti yang dibuktikan GOMA dengan menggelar The Asia Pacific Triennial of Contemporary Art (APT) setiap tiga tahun sekali sejak 1993.
Menariknya, APT 9 akan dimulai dari November 2018 hingga April 2019. Pameran raksasa ini akan melibatkan 150 seniman dalam 80 proyek. Tarun berkata bahwa akan ada empat seniman Indonesia yang bergabung dalam APT 9, satu orang dari Solo, satu orang dari Bandung, dan dua orang dari Yogyakarta.
Selain dari negara-negara Asia, pengunjung juga akan bisa menyaksikan karya-karya seni dari Australia, Kepulauan Selat Torres dan negara-negara Pasifik, seperti Vanuatu.
Untuk melihat cuplikan dari APT9, Anda bisa datang dan melihat-lihat pameran The Long Story yang berlangsung di GOMA hingga 23 September 2018.
The Long Story memamerkan koleksi seni Asia dan Pasifik yang telah dikumpulkan oleh GOMA. Sebagian besar dari koleksi ini sudah pernah ditampilkan di APT-APT sebelumnya.
Jika cukup jeli, Anda juga akan menemukan berbagai karya dari Indonesia di pameran The Long Story, seperti koleksi pakaian upacara dari suku Asmat atau lukisan Petani oleh Taring Padi, sekelompok seniman dan aktivis budaya dari Yogyakarta.
Tarun menjelaskan bahwa koleksi pakaian upacara suku Asmat merupakan salah satu contoh karya seni yang dikomisikan oleh GOMA.
Melalui pameran ini, karya dari seniman-seniman lokal suku Asmat dapat berbagi ruang dengan seniman-seniman ternama dunia tanpa kehilangan integritas spiritualnya.
ika Anda tertarik untuk melihat karya-karya seniman Asia, Australia, dan Pasifik, datanglah berkunjung ke GOMA antara bulan November 2018-April 2019. Pengunjung tidak dipungut biaya untuk masuk ke dalam GOMA dan melihat APT9.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.