Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Foto-foto hingga Belajar jadi Petani, Wisata Baru di Bengkulu Selatan

Kompas.com - 24/07/2018, 07:00 WIB
Firmansyah,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi


BENGKULU, KOMPAS.com - Taman Edukasi dan Wisata Pertanian bisa jadi pilihan untuk berlibur di Bengkulu Selatan. Pemandangan bunga, pohon-pohon serta ragam wisata edukasi tersaji untuk dinikmati para wisatawan.

Taman Edukasi dan Wisata Pertanian merupakan tujuan wisata baru yang menyajikan pengalaman berwisata yang lengkap. Wisatawan dari segala kalangan bisa mendapatkan ilmu pertanian modern, peternakan, belajar menjadi petani, membibit, memanen buah-buahan, wisata taman bunga, riset, pengenalan transportasi dan teknologi pertanian.

"Memasuki kawasan ini komplet rasa, ilmu dapat, sayur dan buah-buahan dapat, juga poto-potonya sangat indah untuk diunggah ke media sosial (Instagram)," ujar Noni, seorang wisatawan, Minggu lalu.

Pengunjung akan disambut dengan beragam pohon buah seperti manggis, durian, nangka, rambutan, mangga yang berasal dari bibit berkualitas begitu memasuki taman. Saat Kompas.com berkunjung, tanaman tersebut belum memasuki musim buah. Beberapa pohon tampak mulai berbunga seperti manggis dan durian.

Pengunjung berpoto di sela bunga matahari di Taman Edukasi dan Wisata Pertanian, Bengkulu Selatan KOMPAS.COM/FIRMANSYAH Pengunjung berpoto di sela bunga matahari di Taman Edukasi dan Wisata Pertanian, Bengkulu Selatan
Untuk masuk ke kawasan ini, wisatawan harus berjalan kaki. Namun tak perlu khawatir. Rasa lelah akan terbalaskan dengan pandangan yang memanjakan mata seperti hamparan bunga di kiri kanan jalan.

Tidak ketinggalan, terdapat pula tanaman kacang tanah di sepanjang jalan. Pada beberapa bagian di pintu masuk juga terdapat tempat khusus ternak sapi dan kambing.

Tak jauh berjalan dari pintu masuk, wisatawan akan disambut dengan gerbang yang dipenuhi tanaman buah labu berukuran besar yang bergelantungan.

Anda bisa menjadikan pemandangan-pemandangan untuk obyek berfoto. Saat itu beberapa pengunjung terlihat berfoto dan mengunggah ke Instagram dan juga Facebook serta melakukan siaran langsung.

Setelah gerbang buah labu, terdapat hamparan tanaman ketela pohon dan tanaman sayuran yang siap dipetik pengunjung. Di tengah taman terdapat mushala dan beberapa penjual jajanan ringan dan air mineral.

Plt Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah beserta isteri berpoto bersama Plt. Bupati Bengkulu Selatan, Gusnan Mulyadi dan isteri di taman edukasi Dan wisata pertanianKOMPAS.COM/FIRMANSYAH Plt Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah beserta isteri berpoto bersama Plt. Bupati Bengkulu Selatan, Gusnan Mulyadi dan isteri di taman edukasi Dan wisata pertanian

Ada pula aktivitas beberapa pekerja yang umumnya masyarakat setempat tengah membersihkan rumput, memanen kacang tanah, dan membuat galangan tanah untuk tanaman tertentu.

Pemandangan hamparan bunga matahari, sawah, jagung, palawija dan lainnya juga bisa jadi tempat swafoto.

Puas memanjakan mata dengan hamparan sawah dan bunga matahari, wisatawan dapat memilih banyak aktivitas lain, seperti belajar membibit tanaman.

Kegiatan lainnya yang bisa dilakukan adalah memanen buah serta sayur-sayuran. Hasil petikan nantinya akan ditimbang lalu dibayar pada petugas taman.

Yuni Ariani, wisatawan lainnya menyebutkan harga sayuran di lokasi ini lebih murah dibandingkan dengan harga pasar. Menurutnya, selisih mencapai 10 persen hingga 20 persen sehingga membuatnya tertarik berkunjung.

"Harga sayur dan buah-buahan seperti melon, lebih murah di sini. Selain itu kita juga bisa berwisata. Sungguh ini hal yang menyenangkan," ujar Yuni.

Taman Edukasi dan Wisata Pertanian terletak di Padang Panjang, Manna, Bengkulu Selatan. Wisatawan tak dipungut biaya alias gratis untuk berwisata ke Taman Edukasi dan Wisata Pertanian.

Plt. Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi dan isteri bersama pengunjung memetik buah melonKOMPAS.COM/FIRMANSYAH Plt. Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi dan isteri bersama pengunjung memetik buah melon
Lahan kritis yang kini "berbuah" kunjungan wisatawan

Kepala Dinas Pertanian, Kabupaten Bengkulu Selatan, Sukarni, mengatakan Taman Wisata Edukasi dan Wisata Pertani memiliki luas 16,5 hektar. Luas tersebut terdiri dari 6,5 hektar untuk balai benih dan 10 hektar lainnya adalah lahan kritis tak digarap.

Ia mengatakan lahan kritis disulap menjadi lahan subur penuh dengan beragam tanaman oleh tenaga ahli tanah dengan pendekatan teknologi.

"Sekitar 8 bulan tanah itu diperbaiki, dilakukan pendekatan pertanian intensif hingga menjadi subur seperti saat ini," tambah Sukarni.

"Kami bangga kerja keras ini berdampak positif bagi pertanian dan kunjungan wisata. Per harinya ribuan masyarakat tumpah ruah di kawasan ini untuk belajar bertani, wisata, membeli sayur, buah dan mendapatkan obyek poto yang indah," kata Sukarni.

Pengunjung berpoto di gerbang buah labuKOMPAS.COM/FIRMANSYAH Pengunjung berpoto di gerbang buah labu

Koordinator Lapangan Taman Edukasi dan Wisata Pertanian, Pedi Sumantri, menjelaskan terdapat 50 varietas tanaman berupa, buah, palawija, hortikultura, semusim dan padi jagung serta buah-buahan di Taman Edukasi dan Wisata Pertanian.

"Ini model wisata baru di Bengkulu Selatan berbasiskan agrowisata. Kami tidak terbayangkan seperti ini awalnya melihat ribuan pengunjung tiap hari berdatangan," ungkapnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bengkulu Selatan, Gusnan Mulyadi, menyebutkan pihaknya akan  menjadikan Taman Edukasi dan Pariwisata Pertanian sebagai andalan baru wisata di daerahnya. Ia mengaku akan mendukung penuh pengembangan agrowisata dengan memberikan pendanaan dan tenaga ahli dari berbagai universitas.

"Ke depan kawasan ini akan dirancang sebagai taman wisata dan edukasi yang memberikan pembelajaran pada petani yang berminat menanam komoditas, mulai dari sawah, sayuran, buah-buahan dengan penerapan teknologi," kata Gusnan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com