BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kembali menggelar Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) Minggu (29/7/2018).
Pergelaran yang masuk tahun ke delapan tersebut, mengambil tema "Puter Kayun", yang diambil dari tradisi warga Boyolangu ke Pantai Watudodol setiap tanggal 10 Syawal dengan menempuh perjalanan menggunakan dokar atau delman sejauh 15 kilometer.
Tradisi tersebut dilakukan masyarakat Boyolangu untuk menepati janji kepada leluhur mereka Ki Buyut Jakso yang telah membantu pembongkaran gunung batu saat pembukaan jalur Anyer Panarukan di wilayah Banyuwangi Utara.
Baca juga: Banyuwangi Incar 2.000 Delegasi di Ajang Annual Meeting IMF-Bank Dunia
Wilayah tersebut sekarang dikenal dengan nama Pantai Watudodol.
Baca juga: Tarik Turis Malaysia, Citilink Matangkan Rute Kuala Lumpur-Banyuwangi
Akhirnya Belanda meminta bantuan kepada Bupati Banyuwangi pertama, Mas Alit yang kemudian memerintahkan Ki Buyut Jakso, orang sakti dari Boyolangu.
Dengan mediasi Ki Buyut Jakso, para jin dan dedemit yang menghuni gunung batu tersebut mau dipindahkan namun dengan syarat bahwa setiap tahun, keturunan Ki Buyut Jakso harus menggelar selamatan di sekitar Pantai Watudodol.
Ki Buyut Jakso menyetujui. Dibantu oleh masyarakat Boyolangu, gunung batu tersebut berhasil dihancurkan (didodol).
Baca juga: Banyuwangi dan Lombok Akan Difokuskan Jadi Bandara LCC
Janji kepada leluhur Ki Buyut Jakso selalu ditepati oleh masyarakat Boyolang. Secara rutin, setahun sekali mereka mengendarai dokar atau delman menuju Pantai Watudodol.
Dokar dipilih karena pada masa itu sebagian besar masyarakat Boyolangu memiliki kuda dan bekerja sebagai kusir delman.
Parade busana kolosal yang masuk pada TOP 10 Calendar Event of Indonesia ini diikuti oleh 120 talent yang mengenakan busana merepresentasikan 10 sub tema yang diangkat dari ritual “Puter Kayun” seperti Kupat Lepet, Tapekong, Oncor-oncoran, Keris, Dokar, Buyut Jakso, dan Gedogan.
"Ada ratusan seniman Banyuwangi dan juga sanggar kesenian yang terlibat dalam BEC 2018. Itu yang membuat BEC beda dengan carnaval lainnya. Selain itu setiap tahunnya kita selalu mengusung kearifan lolak tradisi dan budaya yang ada di Banyuwangi," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kepada Kompas.com, Minggu (29/7/2018).
Sementara itu, Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan yang hadir dalam pergelaran tersebut, diakhir sesi karnaval ikut berjalan bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan rombongan.