Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Naik Pesawat Hercules, Transportasi Milik TNI AU...

Kompas.com - 30/07/2018, 22:10 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

KOMPAS.com - Berbadan tegap, seragam loreng, dan sepatu lars merupakan beberapa pemandangan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (23/7/2018) dini hari itu. Derap langka personil Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) seakan-akan menjadi penanda kesiapan mereka menuju ke medan tugas masing-masing.

Saya dan teman-teman juga sibuk mempersiapkan alat-alat yang kami bawa. Lalu, kami menanti detik-detik keberangkatan dengan pesawat Hercules, atau yang biasa disebut Herky.

Personil TNI sudah ramai di lanud Halim Perdanakusuma. Mobil pengangkut bagasi juga mondar-mandir mengangkut logistik yang harus dibawa. Semua petugas pun sibuk menyiapkan teknis keberangkatan.

Kali ini saya dan seluruh rekan Ekspedisi Bumi Cenderawasih Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) akan menuju tanah Papua, tepatnya ke Pegunungan Arfak. Kami berkesempatan untuk menumpang pesawat Herky milik TNI AU sampai Landasan Udara (Lanud) Manuhua, Biak.

(Baca juga: Tim Ekspedisi Bumi Cendrawasih Mapala UI Bakal Jelajahi Papua Barat)

Pesawat yang kami tumpangi ini sebenarnya bukan pesawat penumpang pada umumnya. Pesawat ini sebenarnya merupakan pesawat angkut berat yang memiliki fungsi untuk mengangkut logistik seperti semen bahkan mobil lapis baja.

Meskipun pesawat ini sudah memiliki umur yang tidak bisa dibilang muda lagi, tetapi pesawat masih dalam kondisi yang cukup prima. Bukan tanpa alasan pihak TNI AU masih berlangganan pesawat ini sejak 1958.

Mesin turboprop yang dimiliki pesawat ini dianggap cukup handal untuk bermanuver di kawasan pegunungan di Indonesia bagian timur. Dalam pengoperasian pesawat ini juga hanya dibutuhkan lima orang petugas. Ya, tidak ada pramugari seperti pesawat komersial pada umumnya.

Pesawat Hercules milik Tentara Nasional Indonesia) yang menjadi alat transportasi tim Ekspedisi Bumi Cendrawasih Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI). Ekspedisi Bumi Cendrawasih merupakan kegiatan ekspedisi Mapala UI yang bertujuan mengeksplorasi potensi wisata di Pegunungan Arfak dan Teluk Bintuni, Papua Barat.Dok. Mapala UI Pesawat Hercules milik Tentara Nasional Indonesia) yang menjadi alat transportasi tim Ekspedisi Bumi Cendrawasih Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI). Ekspedisi Bumi Cendrawasih merupakan kegiatan ekspedisi Mapala UI yang bertujuan mengeksplorasi potensi wisata di Pegunungan Arfak dan Teluk Bintuni, Papua Barat.
Awak pesawat yaitu dua orang pilot yang bertugas mengemudikan pesawat, satu navigator, satu teknisi, dan satu load master yang bertugas mengatur arus logistik yang diturunkan dari pesawat dan yang akan diangkut.

Selama perjalanan pun teknisi pesawat selalu siap siaga di depan mesin pesawat agar pesawat dapat take off dengan aman tanpa adanya kegagalan terbang.

Sejujurnya pengalaman terbang dengan Herky merupakan yang pertama bagi saya sekaligus juga merupakan pengalaman terbang dengan pesawat saya yang pertama. Meski begitu, tidak ada rasa takut sama sekali yang saya rasakan.

Maklum saja, rasa takut dan cemas saya sudah tertuju semua pada Pegunungan Arfak, Papua Barat, yaitu lokasi ekspedisi yang akan saya hadapi.

Meskipun belum pernah menggunakan pesawat sebelumnya, tetapi setidaknya saya mengetahui prosedur pada pesawat komersial. Hal-hal seperti perintah untuk mengenakan sabuk pengaman saat akan take off, landing, atau cuaca buruk tidak akan ditemui di pesawat ini.

Bahkan, kita bisa saja tidur selonjoran di atas tumpukan logistik yang dibawa. Hal ini memungkinkan karena tidak ada pemisah antara tempat penumpang dengan logistik. Semua berbaur menjadi satu.

Jangan pula dibayangkan tempat duduk yang empuk dan nyaman. Kursi yang ada hanyalah sejenis tandu yang diikat dengan tali webbing. Itu pun dengan jumlah yang sangat minim.

Pesawat Hercules milik Tentara Nasional Indonesia) yang menjadi alat transportasi tim Ekspedisi Bumi Cendrawasih Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI). Ekspedisi Bumi Cendrawasih merupakan kegiatan ekspedisi Mapala UI yang bertujuan mengeksplorasi potensi wisata di Pegunungan Arfak dan Teluk Bintuni, Papua Barat.Dok. Mapala UI Pesawat Hercules milik Tentara Nasional Indonesia) yang menjadi alat transportasi tim Ekspedisi Bumi Cendrawasih Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI). Ekspedisi Bumi Cendrawasih merupakan kegiatan ekspedisi Mapala UI yang bertujuan mengeksplorasi potensi wisata di Pegunungan Arfak dan Teluk Bintuni, Papua Barat.
Jika tidak dapat tempat duduk, maka kreativitas bermain peran disini. Seorang tentara yang saya temui langsung mengambil muatan logistik berupa bantal, lalu tidurlah ia di atas tumpukan peti kemas logistik beralaskan kasur tersebut.

(Baca juga: Ekpedisi Bumi Cendrawasih Mapala UI Fokus Gali Potensi Wisata Papua Barat)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com