Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Ontoloe, Tempat Bersarang Komodo Flores

Kompas.com - 31/07/2018, 18:27 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Saat itu tim dan pegawai BBKSDA NTT menyaksikan sendiri anak-anak komodo yang sudah menetas. Staf BBKSDA mengambil sample darah komodo untuk diteliti di LIPI serta anak-anak komodo dipasangi chip untuk mengetahui perkembangannya.

Pulau Ontoloe Sarang Burung Wontong dan Kalong

Dalam  membantu komodo betina menetas dan menyimpan telurnya adalah sarang burung wontong. Sarang burung wontong sangat cocok untuk komodo betina menyembunyikan telurnya agar komodo jantan tidak memakannya.

Komodo betina sangat pandai membuat kamuflase di dalam lubang sarang wontong agar jejak dan keberadaan telurnya tidak diketahui oleh komodo jantan. Bahkan, komodo betina menjaganya selama telur berada di dalam sarang burung wontong.

Keberlangsungan binatang komodo berkembang biak tergantung konservasi burung wontong. Sebaiknya pihak-pihak yang mengelola kawasan konservasi untuk menyadarkan masyarakat agar jangan berburu burung wontong serta jangan mengambil telurnya untuk dikonsumsi.

Selain itu, di kawasan Pulau Ontoloe hidup dan sebagai tempat sarang dari ribuan kalong di dahan-dahan pohon mangrove. Selain itu, kalong ini juga sebagai pakan komodo selain binatang-binatang liar lainnya seperti babi hutan, rusa dan monyet ekor panjang.

Kemungkinan di kawasan itu tidak ada kerbau liar seperti yang terdapat di kawasan Taman Nasional Komodo.

Sepertinya keberadaan komodo di Pulau Ontoloe harus bertarung dengan alam yang minim stok pakannya agar tetap bertahan hidup dan berkembang biak.

Untuk itu diperlukan konservasi dan perlindungan yang amat serius dari pemerintah agar keberlangsungan dan keberlanjutan dari binatang langka ini tetap terjaga dengan baik.

Taman Nasional Komodo di Resort Loh Buaya, Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (10/5/2014).KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Taman Nasional Komodo di Resort Loh Buaya, Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (10/5/2014).
Pemerintah setempat dan pengelola, yakni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, khususnya BBKSDA NTT terus giat menyadarkan masyarakat di sekitar kawasan itu untuk tidak menebang pohon dan membakar padang savana di musim kemarau.

Gregorius Afioma, pemerhati komodo kepada Kompas.com, Senin (23/7/2018) mengatakan, pemerintah belum memperhatikan dengan baik keberadaan komodo flores yang tersebar di Pulau Flores.

Saat ditanya dengan adanya temuan komodo di daratan Pulau Flores, apakah pemerintah perlu mengusulkan ke PBB agar kawasan darat Pulau Flores ditetapkan menjadi world heritage site, Afioma menjelaskan, daratan Flores belum bisa ditetapkan menjadi world heritage site, hanya karena keberadaan binatang Komodo di kawasan itu.

Saat ini, menurut Afioma, yang diperlukan adalah perlindungan dan penjagaan serta pengelolaan kawasan tempat tinggal binatang langka tersebut. (Bersambung...)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com