Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah 13 Jam Mengarungi Teluk Cenderawasih Bersama KMP Kasuari Pasifik IV

Kompas.com - 31/07/2018, 22:10 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

KOMPAS.com - “Kepada para Penumpang Kasuari Pasifik IV, sebentar lagi kapal akan segera berangkat....”

Kira-kira seperti itulah yang diumumkan ABK (anak buah kapal) lewat pengeras suara, sesaat sebelum kapal perintis ini bertolak dari Biak ke Manokwari. Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore, terlambat satu jam dari jadwal yang seharusnya.

Pintu kapal pun perlahan dinaikkan dari dermaga dan kapal mulai mengarungi Teluk Cenderawasih. Bersamaan dengan itu, sekitar 10-20 ABK dengan dibantu tentara, meminta tiket perjalanan pada masing-masing penumpang di geladak.

Suasana KMP Kasuari Pasifik IV.Dok. MAPALA UI Suasana KMP Kasuari Pasifik IV.
Tentu ada saja yang tidak punya tiket, tetapi mereka tetap mencoba untuk masuk. Lalu bagaimana dengan mereka?

Solusinya jika ketahuan adalah membayar langsung pada petugas yang memeriksa. Penumpang yang kedapatan tidak mempunyai tiket diharuskan membayar Rp 50.000 per kepala.

Saat pemeriksaan tiba, ada saja penumpang yang berusaha menghindar dengan naik ke lantai atas atau masuk ke ruang VIP. Mereka melakukan seperti itu demi menghindari pemeriksaan.

Ruang kemudi Kapal Kasuari Pasific IV.Dok. MAPALA UI Ruang kemudi Kapal Kasuari Pasific IV.
Saya dan teman-teman tim Ekspedisi Bumi Cenderawasih Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala UI) mendapatkan tempat di ruang VIP. Hal ini dapat terjadi atas bantuan beberapa pihak yang sangat berbaik hati.

Kelas ini jelas berbeda dengan kelas ekonomi di lantai paling bawah serta lantai dua. Ruang VIP terdiri dari kursi-kursi yang berjejer seperti di kereta api Jawa kelas bisnis.

Kursinya empuk dan bisa dinaik-turunkan. Air conditioner yang tersedia disini membuat sejuk ruangan. Tentunya kelas ini terasa amat nyaman untuk beristirahat dalam pelayaran yang memakan waktu cukup lama.

Suasana KMP Kasuari Pasifik IV.Dok. MAPALA UI Suasana KMP Kasuari Pasifik IV.
Kondisi berbeda terlihat di kelas ekonomi. Penumpang bergelimpangan di lantai kapal. Dengan beralaskan terpal yang disewakan warga lokal sebelum keberangkatan, mereka melewati malam tanpa keluhan. Mungkin yang terlintas di benak mereka adalah yang penting bisa beristirahat dan sampai di tujuan.

Lantai dua kelas ekonomi kala itu diisi oleh kelompok GKI Biak Utara yang sedang melaksanakan tur rohani ke pulau seberang. Jumlahnya sekitar 30 orang.

Uniknya, mereka membawa beberapa alat musik untuk menemani perjalanan mereka. Ada bass tradisional yang dimainkan 2-3 orang, gitar, ukulele, serta tidak ketinggalan juga beberapa tifa (alat musik tradisional khas Papua).

Kelompok Gereja Kristen Indonesia memainkan musik dalam kapal Kasuari Pasifik IV.Dok. MAPALA UI Kelompok Gereja Kristen Indonesia memainkan musik dalam kapal Kasuari Pasifik IV.
Malam makin larut, tetapi justru alunan musik mulai mereka mainkan. Agaknya, mereka sedang mencoba untuk memecah keheningan malam itu. Karena terdengar merdu, saya pun tertarik untuk keluar dari ruang VIP dan menghampiri mereka di kelas ekonomi.

Di sana terlihat para mama dan bapa yang kompak dengan tugasnya masing-masing. Para bapa dan abangtua (sebutan untuk remaja tanggung) asik memainkan alat musik masing-masing. Para mama yang menyanyi.

“Lagu rohani dalam bahasa Biak, kaka” begitu jawaban salah satu mama dengan logat Papua ketika akhirnya saya bertanya padanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com