Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mapala UI dan Papua, Sebuah Cerita Perjalanan...

Kompas.com - 03/08/2018, 22:10 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

Sembari menuruni tangga pesawat, terlihat ia mengangkat topi dan berteriak, “Hei, semoga Ekspedisi Bumi Cenderawasih 2018 sukses dan jaya, ya!”.

Perjalanan dengan Hercules dilanjutkan. Butuh kurang lebih 1,5 jam dari Sorong untuk sampai ke Biak. Biak –pulau bersejarah dan sangat penting dalam kancah Perang Dunia II menyambut kedatangan tim dengan cuaca cerah dan angin sepoi-sepoi.

Terlihat semburat jingga memerah di langit barat sebelum akhirnya pamit undur diri, menghadirkan malam temaram.

Berjam-jam di atas Hercules, anggota tim mulai lapar. Beberapa dari kami bergegas untuk berburu makanan. Pilihan kemudian jatuh pada warung nasi ‘Jember’ yang tak seberapa jauh letaknya dari mess transit kami di Manuhua.

Jadilah kami memesan 15 bungkus nasi. Harga? Soal harga tak terlalu mahal seperti mitos yang bertebaran di jagat maya bahwa harga di Papua mahal sekali.

Tim Ekspedisi Bumi Cenderawasih Mapala UI di Papua Barat.Dok. MAPALA UI Tim Ekspedisi Bumi Cenderawasih Mapala UI di Papua Barat.
Sekilas kami saksikan etalase Indonesia mini di pulau berjuluk ‘Karang Panas’ ini. Masyarakat asli dan para pendatang hidup berdampingan dengan rukun. Demikian halnya pemilik warung ‘Jember’ yang sudah 20 tahun tinggal di Biak.

Ia sudah merasa menjadi bagian dari warga Biak. Tegur sapa dan kata ‘permisi’ menggugu di telinga tiap waktu kami berjumpa dengan masyarakat setempat. Pas sekali dengan stereotype bahwa orang Indonesia ramah-ramah.

Pada malam yang sama dengan perburuan nasi ke warung ‘Jember’, saya pertama kali mencicipi PSK di Tanah Papua. Eits, tahan dulu, PSK di sini merupakan kependekan dari pinang, sirih, dan kapur yang merupakan benda penting dalam pergaulan sosial di Papua.

Berbekal keberanian yang apa adanya saya mengunyah ketiganya. Terasa pahit, getir, dan sedikit padis yang pelan berubah menjadi panas seperti terbakar.

Buah pinang yang biasa disantap oleh warga Papua.Dok. MAPALA UI Buah pinang yang biasa disantap oleh warga Papua.
Mama-mama yang berjualan bilang bahwa rasa panas seperti itu lumrah bagi yang pertama mencicipi pinang. Mama Tince, sang penjual bilang,“itu pinang bae untuk bikin kam gigi kuat, tra papa tabakar sadiki di mulut”.  

Keesokan harinya kami berkeliling Biak ditemani Bang Sampir yang mengemudikan truk. Dalam perjalanan beberapa anggota tim EBC 2018 ramai-ramai mencoba PSK yang dibeli di pinggir jalan seharga Rp10.000.

Ekspresi mereka sungguh menggelikan. Kewalahan dengan rasa asing dalam mulut memaksa sebagian di antaranya langsung memuntahkan PSK yang menorehkan warna merah laksana darah di jalanan tatkala ketiganya baru menyatu sebentar di dalam mulut. Muntahan tersebut menorehkan warna merah bagai darah di jalanan menuju Kampung Bosnik.

Pinang, sirih, dan kapur, kalian bertiga sudah dicicipi. Sah sudah anak-anak EBC 2018 berkenalan dengan Papua, menyalaminya sebagai teman dan sekaligus memutar ulang cerita-cerita dari zaman silam.

Selamat datang di Tanah Papua. Terbang tinggi, jelajahi, dan ceritakan, bahwa masih ada ‘indah’ di Bumi Cendrawasih.

(Artikel dari anggota Tim Ekspedisi Bumi Cenderawasih Mapala UI, Muhammad Fikri Ansori. Artikel dikirimkan langsung untuk Kompas.com di sela-sela kegiatan Ekspedisi Bumi Cenderawasih di Papua Barat)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Travel Update
Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Travel Update
Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com