Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengulik Sejarah Museum Tertua di Indonesia

Kompas.com - 05/08/2018, 18:18 WIB
Labib Zamani,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com — Tak sulit untuk menemukan Museum Radya Pustaka Solo, Jawa Tengah. Museum tertua di Indonesia ini berada di Jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo.

Museum ini didirikan tanggal 28 Oktober 1890 pada Zaman Sri Susuhunan Pakubuwono IX  oleh KRA Sosrodiningrat IV Pepatih dalem Keraton Surakarta.

Radya Pustaka berasal dari kata "Radya" yang berarti keraton atau negara. Sedangkan "Pustaka" berarti perpustakaan.

Dengan demikian, Radya Pustaka mempunyai arti sebagai perpustakaan keraton atau perpustakaan negara.

Meseum Radya Pustaka dibangun dengan gaya arsitektur Belanda. Dahulu dikenal sebagai Loji Kadipolo yang semula milik Johannes Busselaar, kemudian dibeli Sri Susuhunan Pakubuwono X, yang akhirnya diserahkan kepada Paheman Radya Pustaka pada 1 Januari 1913 untuk dijadikan museum.

Gamelan Ageng Radya Pustaka peninggalan KRA Sosrodiningrat IV Pepatih dalem Keraton Surakarta disimpan di Museum Radya Pustaka Solo, Jumat (3/8/2018).KOMPAS.com/Labib Zamani Gamelan Ageng Radya Pustaka peninggalan KRA Sosrodiningrat IV Pepatih dalem Keraton Surakarta disimpan di Museum Radya Pustaka Solo, Jumat (3/8/2018).

Luas bangunan seluruhnya 523,24 meter persegi. Terdiri dari ruang pameran tetap 389,48 meter persegi, ruang perpustakaan 33,76 meter persegi dan ruang perkantoran 100 meter persegi.

Museum Radya Pustaka buka setiap Selasa sampai Minggu pukul 09.00-14.00 WIB.

Museum ini menyimpan banyak koleksi benda-benda kuno peninggalan sejarah. Seperti arca, pusaka adat berupa keris, tombak, wayang kulit, gamelan, buku-buku kuno, dan koleksi lain yang usianya sudah mencapai ratusan tahun.

Beberapa koleksi Museum Radya Pustaka juga pernah dipamerkan di berbagai negara. Di antaranya adalah relung rambut sang Budha, patung Avalokiteswara, Rajamala, dan lainnya.

Pengelola naskah kuno Museum Radya Pustaka, Kurnia Heniwati (35) mengungkapkan koleksi naskah kuno museum Radya Pustaka berjumlah 400-an naskah. Naskah kuno koleksi Museum Radya Pustaka sebagian besar asli tulisan tangan.

Pengelola naskah kuno Museum Radya Pustaka, Kurnia Heniwati (35) menunjukkan naskah kuno koleksi Museum Radya Pustaka di Solo, Jawa Tengah, Jumat (3/8/2018).KOMPAS.com/Labib Zamani Pengelola naskah kuno Museum Radya Pustaka, Kurnia Heniwati (35) menunjukkan naskah kuno koleksi Museum Radya Pustaka di Solo, Jawa Tengah, Jumat (3/8/2018).

Naskah kuno paling tua dibuat pada tahun 1729 pada era pemerintahan Pakubuwono I. Sedang naskah kuno paling muda usianya dibuat tahun 1950-an, menceritakan kisah tentang putri Cina yang jatuh cinta kepada Pakubuwono VI.

"Naskah kuno tertua dibuat eranya Pakubuwono I. Siapa penulisnya tidak tahu. Karena zaman dahulu tidak boleh menyebutkan nama karyanya. Hanya eranya siapa gitu," katanya ditemui di Museum Radya Pustaka, Jumat (3/8/2018).

Dia menambahkan, untuk menjaga naskah kuno agar tetap dalam kondisi baik dan awet suhu ruangan yang digunakan untuk menyimpan naskah tersebut dalam keadaan dingin.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com