Menurut Widodo, dirinya lebih memilih menanam kopi Robusta. Ia beralasan tanamannya tidak tinggi, dan mudah memanennya.
“Saya juga mempunyai beberapa pohon kopi liberika. Sekarang banyak dicari orang,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Kendal, Hardjito, mengakui kalau kopi liberika sudah mulai digemari para penikmat kopi, terutama di kafe-kafe.
Tidak heran, kalau harga kopi yang bisa tumbuh di ketinggian 400 – 600 di atas permukaan laut (DPl) tersebut, terus naik.
“Dulu banyak petani yang memapras tumbuhan kopi liberika, tapi sekarang dicari orang,” kata Hardjito.
Menurut Hardjito, ada ribuan hektar kebun kopi di Kabupaten Kendal. Kopi liberika tumbuh di dataran tinggi seperti Singorojo, Limbangan, Boja, Patean, Sukorejo, Plantungan, dan Pageruyung.
Untuk kebun kopi robusta seluas 2.800 hektar, arabica sekitar 500 hektar, dan liberika 50 hektar.
“Saat ini masih musim panen kopi,” jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.