Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tudang Sipulung dan Manre Saperra, Tradisi Makan Bersama di Luwu Utara

Kompas.com - 13/08/2018, 07:48 WIB
Amran Amir,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

LUWU UTARA, KOMPAS.com – Ratusan warga berkumpul di lapangan Pati Biduri, Desa Cenning, Kecamatan Malangke Barat, Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Mereka duduk bersila menyantap berbagai menu makanan khas Luwu Utara.

Mereka menyantap setelah Imam Masjid membacakan doa syukur atas keberhasilan panen hasil bumi, dan mensyukuri nikmat kemerdekaan ke-73 tahun yang telah diisi dengan pembangunan infrastruktur di daerah tersebut.

Berbagai jenis makanan khas yang tersedia dan dipilih untuk dinikmati, seperti makanan olahan berbahan sagu, jagung, ubi, termasuk berbagai jenis buah-buahan.

Selain itu juga terdapat makanan seperti ikan bakar bandeng pedas, ayam bakar, kapurung dan berbagai makanan penganan tradisional berupa onde-onde, beppa tori, bolu peca, barongko dan sebagainya.

Makanan dibawa dari rumah masing-masing untuk disajikan dan disantap bersama. Makanan-makanan ini dihampar beralaskan terpal menggunakan bakul dengan dilapisi tatakan seperti daun pisang atau kertas sebagai alas untuk makanan santap.

Tradisi makan bersama ini, dinamakan Tudang Sipulung atau kumpul bersama sementara Manre Saperra adalah makan bersama atau berpesta.

“Tudang Sipulung dan Manre Saperra adalah bentuk syukuran kami atas keberhasilan dalam mengelola hasil bumi, serta terealisasinya program pembangunan pemerintah yang telah masuk di daerah kami, dimana selama ini infrastruktur perdesaan yang mendukung pengelolaan hasil bumi sangat lamban. Selain itu perayaan ini bertepatan dengan perayaan hari kemerdekaan ke-73 tahun,” kata Ambo Tuo, Warga desa Cenning, Minggu (12/8/2018).

Tudang Sipulung Manre Saperra, selain diikuti warga desa juga diikuti pemerintah kecamatan, kabupaten, aparat keamanan TNI dan Polri. Kehadiran mereka sebagai ungkapan rasa terima kasih atas kerja sama bahu membahu membangun desa.

Camat Malangke Barat, Sulpiadi, mengatakan bahwa tradisi ini merupakan bentuk kearifan lokal yang ditunjukkan oleh masyarakat dengan merawat kebiasaan-kebiasaan sebagai bentuk syukur warga Kecamatan Malangke Barat atas hasil panen dan program pemerintah yang telah masuk di desa mereka.

“Kegiatan ini, akan kami jaga dan merawat sebagai upaya bagaimana menanamkan kebersamaan dan nilai-nilai kearifan lokal yang ada di daerah ini,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com