JAKARTA, KOMPAS.com - Kampung Adat Gurusina di Kabupaten Ngada, Flores, NTT, terbakar pada Senin (13/8/2018).
Dari total 33 rumah adat, hanya enam rumah yang selamat. Sisanya yakni 27 rumah adat terbakar habis, termasuk semua benda pusaka di dalamnya.
Terlepas dari penyebab terbakarnya kampung adat ini, ada satu hal krusial yang harus diingat oleh warga NTT dan wisatawan yang berkunjung. Hampir semua rumah adat di NTT terbuat dari bahan-bahan lokal tradisional, seperti bambu dan alang-alang.
"Saya menghimbau masyarakat di seluruh NTT untuk bisa menjaga situs-situs ini. Menjaga rumah-rumah adat ini, yang kebanyakan beratap alang-alang atau ijuk yang sangat rentan api," tutur Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) NTT Marius Ardu Jelamu kepada KompasTravel, Senin (13/8/2018).
Baca juga: Mengenal Gurusina, Kampung Adat yang Terbakar di Flores
Marius mengatakan warga dan wisatawan harus memerhatikan betul aspek keamanan. Apalagi warga lokal yang hidup tradisional secara turun-temurun masih sangat awam dengan listrik.
"Alangkah baiknya ke depannya diberikan sosialisasi tentang listrik oleh pemerintah setempat," himbaunya.
Marius mengatakan rumah-rumah adat dan megalitik seperti ini sangat multi values dan diminati oleh wisatawan terutama asing. Di Kampung Adat Gurusina misalnya, tiap rumah memiliki benda pusaka.
"Sekarang benda pusaka tersebut terbakar habis. Oleh karena itu dibutuhkan bantuan dari kita semua untuk menjaga (sisanya)," tutur Marius.
Baca juga: Menjelajahi Kampung Adat di Lembah Jerebu’u Flores
Gurusina adalah salah satu kampung adat di Kabupaten Ngada, selain juga Kampung Adat Bena yang lebih dulu tenar. Namun di Gurusina, wisatawan biasanya tidak menginap layaknya di Bena.
"Tidak ada satu rumah khusus menginap di Gurusina. Namun kalau memang wisatawan mau menginap, bisa bersama warga lokal, dan mereka menerima (sumbangan) secara sukarela," papar Marius.
Terakhir, Marius mengatakan pihaknya dan pemerintah daerah meminta bantuan kepada Menteri Pariwisata untuk bisa membantu upaya revitalisasi Gurusina sehingga bisa kembali seperti sedia kala.
"Surat resminya (kepada Menpar) nanti menyusul oleh Pak Bupati," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.