Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Kampung Adat Gurusina, Tempat Musik Bombardom Raih Rekor Muri

Kompas.com - 14/08/2018, 08:46 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

BAJAWA, KOMPAS.com - Bulan September 2015, KompasTravel diundang oleh Yayasan Indecon Indonesia untuk meliput pementasan musik bombardom di Kampung adat Gurusina, Desa Gurusina, Kecamatan Jerebu, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Saat itu KompasTravel belum mengenal sebelumnya kampung terunik di Flores bagian tengah karena belum pernah memperoleh informasi sebelumnya.

Namun, staf Yayasan Indecon Indonesia mengundang untuk meliput peristiwa langka di Pulau Flores karena musik tradisional bombardom meraih Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri).

Saat itu ada sekitar 500 peniup musik bambu bombardom di tengah perkampungan adat Gurusina. Kaum perempuan, laki-laki dan anak sekolah terlibat langsung dalam meniup musik bambu bombardom yang diprakarsai oleh yayasan tersebut.

Baca juga: Gotong Royong Masyarakat Kampung Bena Menjaga Tradisi Leluhur

Warisan leluhur masyarakat Ngada, khususnya musik bambu bomberdom diakui secara resmi dengan meraih rekor Muri.

Pengakuan dan penghargaan itu membangkitkan semangat kaum perempuan, tokoh adat, laki-laki, anak-anak sekolah dan Pemerintah Kabupaten Ngada untuk terus menjaga dan merawat musik khas tersebut.

Baca juga: Seru! Menjelajahi Ngada dan Manggarai Raya dengan Motor Trail

Warga Kampung tradisional Gurusina sangat bangga atas warisan leluhur mereka yang dihargai dan diakui secara nasional dan internasional.

Turis meniup musik bambu Bombardom di Kampung Adat Tololela, Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Turis meniup musik bambu Bombardom di Kampung Adat Tololela, Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Destinasi Khusus Musik Bambu Bombardom

Rekor Muri untuk bombardom semakin menggairahkan pariwisata di kampung tersebut. Dampaknya warga menanam dan merawat bambu sebagai bahan musik bambu bombardom di sekitar kampung tersebut.

Bahkan kampung itu sebagai destinasi unggulan dari wisatawan asing dan Nusantara untuk mendengarkan musik bambu bombardom dengan cara ditiup.

Dampak lainnya adalah ratusan wisatawan asing dan Nusantara berkunjung di kampung tersebut untuk mendengarkan dan merasakan alunan musik bambu bombardom tersebut.

Musik bambu bombardom dipadukan dengan musik seruling khas warga kampung tersebut.

Kampung di Lereng Gunung Inerie

Lokasi kampung tradisional Gurusina berada di lereng Gunung Inerie. Gunung Inerie adalah salah satu gunung api tertinggi di kawasan Pulau Flores.

Bahkan untuk berwisata ke kampung tersebut, wisatawan asing dan Nusantara lebih senang trekking daripada dengan kendaraan. Mereka menikmati perjalanan di lereng-lereng Gunung Inerie hingga tiba di kampung tersebut.

Pagelaran Musik Tiup Tradisional Bombardom, sekaligus pemecahan rekor MURI di Kampung Tololela, Desa Manubhara, Kecamatan Inerie, kawasan Wisata Lembah Jerebu, Kabupaten Ngada, Flores, NTT, Sabtu (19/9/2015).KOMPAS.com / MARKUS MAKUR Pagelaran Musik Tiup Tradisional Bombardom, sekaligus pemecahan rekor MURI di Kampung Tololela, Desa Manubhara, Kecamatan Inerie, kawasan Wisata Lembah Jerebu, Kabupaten Ngada, Flores, NTT, Sabtu (19/9/2015).
Bagi wisatawan asing dan Nusantara yang membeli paket perjalanan wisata kampung adat dari arah Timur dan Barat harus berhenti di Terminal Watujaji.

Dari Terminal Watujaji, wisatawan melewati hutan bambu dengan pemandangan Gunung Inerie. Sebelum masuk kampung tradisional Bena, wisatawan belok kanan dengan jalur trekking yang sudah ditentukan selama ini.

Kebanyakan turis berwisata ke kampung tradisional Gurusina terlebih dahulu, lalu turun menuju kampung tradisional Tololela dan kampung tradisional Bena.

Biasanya turis mengakhiri perjalanan wisata kampung-kampung adat di Kabupaten Ngada di kampung tradisional Bena sebelum mereka menjelajahi obyek wisata di Pulau Flores, NTT.

Gurusina, Loksi Syuting Film Inerie

Produser Film Inerie, Lola Amalia memilih kampung adat Gurusina sebagai tempat syuting tentang Inerie. Film ini mengisahkan tentang angka kematian ibu dan anak di Pulau Flores.

Kampung adat Gurusina di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Kampung adat Gurusina di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Ada tiga kampung tradisional di Pulau Flores bagian tengah yang menjadi tujuan wisata minat khusus perkampungan tradisional yang sudah tersohor di seluruh dunia.

Pertama, Kampung Bena. Kampung Bena sudah tersohor lebih dahulu yang diketahui wisatawan minat khusus kampung-kampung tradisional.

Kedua, kampung adat tradisional. Pengaruh film Inerie yang mengambil lokasi syuting di tempat itu perlahan-lahan geliat pariwisatanya terus menanjak dengan ratusan wisatawan asing dan Nusantara berkunjung ke kampung tersebut.

Selain itu, tahun 2015 Yayasan Indecon Indonesia membantu mempromosikan keunikan kampung itu dengan membangkitkan masyarakat setempat dengan musik bambu bombardom dan seruling khas kampung tersebut.

Ketiga, Kampung Tololela. Kampung terletak di lembah kawasan Jerebu. Semua perkampungan adat ini berada di bawah kaki Gunung Inerie.

Daya tarik lain dari ketiga kampung ini adalah bentuk rumah dan bangunan rumah terbuat dari alang-alang bahkan batu megalitikum yang sangat tinggi terlihat di kampung tersebut.

Suasana Kampung Adat Bena, Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur, Jumat (12/8/2016). Kampung adat yang berusia sekitar 1.200 tahun ini kental dengan arsitektur kuno dan budaya megalitik.KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Suasana Kampung Adat Bena, Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur, Jumat (12/8/2016). Kampung adat yang berusia sekitar 1.200 tahun ini kental dengan arsitektur kuno dan budaya megalitik.

Kampung Adat Gurusina Tinggal Puing

Kasus kebakaran yang menimpa kampung dat Gurusina, Senin (13/8/2018) sangat mengejutkan seluruh pelaku pariwisata di Pulau Flores dan Indonesia.

'Si Jago Merah' melalap rumah-rumah adat kampung tersebut hingga meninggalkan puing-puing dan menyisakan duka bagi masyarakat setempat. Hingga kini aparat Polres Ngada masih menyelidiki kasus kebakaran tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com