Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Musik Tiup Bambu Bombardom di Kampung Gurusina

Kompas.com - 15/08/2018, 10:28 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

BAJAWA, KOMPAS.com - Empat tahun lalu musik tiup bambu bombardom khas Kampung tradisional Gurusina, Desa Watumanu, Kecamatan Jerebu'u, Kabupaten Ngada, Flores, NTT meraih rekor Muri. Setelah itu bombardom mulai dikenal di seluruh Indonesia.

Musik ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara dan Nusantara untuk berwisata di kampung tradisional Gurusina yang terletak di lereng Gunung Inerie.

Empat tahun lalu itu KompasTravel merasakan alunan musik tiup bambu bombardom yang dipentaskan 500 peniup musik itu di tengah halaman perkampungan tradisional Gurusina.

Baca juga: Kebakaran Melanda Obyek Wisata di Flores, Tanda-tanda Apakah Ini?

 

Sejumlah lagu-lagu nasional dan daerah dilantunkan oleh warga setempat yang terdiri dari kaum laki-laki, perempuan dan anak sekolah.

Musik tiup bambu bombardom tetap hidup walaupun perkampungan tradisional Gurusina dilanda kebakaran Senin (13/8/2018). Ada 27 rumah adat ludes terbakar dan menyisakan enam rumah adat termasuk Pos Pariwisata di kampung itu.

Baca juga: Tiga Kampung Adat yang Memukau di Lembah Jerebuu Flores

Kepala Kepolisian Resor Ngada, AKBP, Firman Afandy, Selasa (14/8/2018) mengatakan polisi sedang berada di tempat kejadian perkara untuk menjaga lokasi kebakaran.

Pagelaran Musik Tiup Tradisional Bombardom, sekaligus pemecahan rekor MURI di Kampung Tololela, Desa Manubhara, Kecamatan Inerie, kawasan Wisata Lembah Jerebu, Kabupaten Ngada, Flores, NTT, Sabtu (19/9/2015).KOMPAS.com / MARKUS MAKUR Pagelaran Musik Tiup Tradisional Bombardom, sekaligus pemecahan rekor MURI di Kampung Tololela, Desa Manubhara, Kecamatan Inerie, kawasan Wisata Lembah Jerebu, Kabupaten Ngada, Flores, NTT, Sabtu (19/9/2015).
Lokasi itu dipasang police line karena aparat penyidik Polres Ngada melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan data-data lapangan terkait kasus kebakaran tersebut.

Mengenal Musik Tiup Bambu Bombardom

Inilah hal-hal yang harus diketahui dalam mengenal musik tiup bambu bombardom di kampung tradisional Gurusina. Pertama, bahannya semua berasal dari bambu betong sedang. Kedua, bambu betong sedang namun agak tua itu dilubangi bagian dalamnya antar pembatasnya.

Ketiga, bambu betong yang keras itu diukir bagian luarnya dengan motif-motif daerah setempat, tergantung orang yang mengukirnya.

Keempat, saat memainkan musik bambu bombardom, pemain musik meniup bagian atas lubang bambu itu sambil sesekali mengangkat naik turun bambunya sesuai dengan irama dan lagu yang dinyanyikan.

Kelima, bunyi musik tiup bambu bombardom sangat keras tetapi merdu sesuai dengan lagu-lagu yang dipentaskan. Keenam, musik tiup bambu bombardom dipadukan dengan musik tiup seruling dari bambu yang berukuran kecil.

Turis meniup musik bambu Bombardom di Kampung Adat Tololela, Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Turis meniup musik bambu Bombardom di Kampung Adat Tololela, Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Ketujuh, peniup musik bambu bombardom berada di paling belakang apabila ada pementasan musik tersebut, sementara peniup musik seruling berada di barisan depan dan tengah. Itulah susunannya saat pementasan musik tiup bambu bombardom di Kampung tradisional Gurusina tersebut.

Saat penghargaan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Ngada empat tahun lalu, Bupati Ngada, Marianus Sae bersama dengan sejumlah turis mancanegara meniupkan musik bambu bombardom untuk meriahkan pementasan musik dalam rangka menerima penghargaan Rekor Muri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com