BAJAWA, KOMPAS.com - Empat tahun lalu musik tiup bambu bombardom khas Kampung tradisional Gurusina, Desa Watumanu, Kecamatan Jerebu'u, Kabupaten Ngada, Flores, NTT meraih rekor Muri. Setelah itu bombardom mulai dikenal di seluruh Indonesia.
Musik ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara dan Nusantara untuk berwisata di kampung tradisional Gurusina yang terletak di lereng Gunung Inerie.
Empat tahun lalu itu KompasTravel merasakan alunan musik tiup bambu bombardom yang dipentaskan 500 peniup musik itu di tengah halaman perkampungan tradisional Gurusina.
Baca juga: Kebakaran Melanda Obyek Wisata di Flores, Tanda-tanda Apakah Ini?
Sejumlah lagu-lagu nasional dan daerah dilantunkan oleh warga setempat yang terdiri dari kaum laki-laki, perempuan dan anak sekolah.
Musik tiup bambu bombardom tetap hidup walaupun perkampungan tradisional Gurusina dilanda kebakaran Senin (13/8/2018). Ada 27 rumah adat ludes terbakar dan menyisakan enam rumah adat termasuk Pos Pariwisata di kampung itu.
Baca juga: Tiga Kampung Adat yang Memukau di Lembah Jerebuu Flores
Kepala Kepolisian Resor Ngada, AKBP, Firman Afandy, Selasa (14/8/2018) mengatakan polisi sedang berada di tempat kejadian perkara untuk menjaga lokasi kebakaran.
Mengenal Musik Tiup Bambu Bombardom
Inilah hal-hal yang harus diketahui dalam mengenal musik tiup bambu bombardom di kampung tradisional Gurusina. Pertama, bahannya semua berasal dari bambu betong sedang. Kedua, bambu betong sedang namun agak tua itu dilubangi bagian dalamnya antar pembatasnya.
Ketiga, bambu betong yang keras itu diukir bagian luarnya dengan motif-motif daerah setempat, tergantung orang yang mengukirnya.
Keempat, saat memainkan musik bambu bombardom, pemain musik meniup bagian atas lubang bambu itu sambil sesekali mengangkat naik turun bambunya sesuai dengan irama dan lagu yang dinyanyikan.
Kelima, bunyi musik tiup bambu bombardom sangat keras tetapi merdu sesuai dengan lagu-lagu yang dipentaskan. Keenam, musik tiup bambu bombardom dipadukan dengan musik tiup seruling dari bambu yang berukuran kecil.
Saat penghargaan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Ngada empat tahun lalu, Bupati Ngada, Marianus Sae bersama dengan sejumlah turis mancanegara meniupkan musik bambu bombardom untuk meriahkan pementasan musik dalam rangka menerima penghargaan Rekor Muri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.