Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Lomba 17 Agustus, dari Panjat Pinang sampai Makan Kerupuk

Kompas.com - 17/08/2018, 19:19 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Tanggal 17 Agustus tentu merupakan hari istimewa bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Dalam merayakan HUT RI, biasanya warga diseluruh Indonesia bersama-sama mengadakan perlombaan.

Antara lain lomba balap karung, makan kerupuk, tarik tambang, sampai panjat pinang. Beberapa perlombaan ini setiap tahun diadakan, bahkan ditambah lagi dengan perlombaan dengan gaya yang lebih baru.

Sejarawan JJ Rizal beberapa waktu lalu mengatakan tak dapat diketahui pasti siapa tokoh yang mengenalkan dan mengawali kegiatan lomba pada perayaan HUT RI.

"Namun, perlombaan-perlombaan itu merupakan comotan dari masa Belanda dan terutama zaman Jepang yang ditambah dengan aneka lomba baru," kata Rizal.

Tiap lomba juga memiliki makna tersendiri.

Anak-anak bersemangat untuk mengikuti lomba balap karung dalam perayaan tujuh belasan di Brisbane, Australia, Sabtu (17/8/2017)Kompas.com/Krisiandi Anak-anak bersemangat untuk mengikuti lomba balap karung dalam perayaan tujuh belasan di Brisbane, Australia, Sabtu (17/8/2017)

Lomba balap karung

Balap karung mengingatkan pada perihnya penjajahan, terutama saat zaman Jepang.

Pada masa pendudukan Jepang, penduduk Indonesia begitu miskin sampai-sampai tak mampu membeli kebutuhan sandang. Karung goni pun dipakai sebagai gantinya.

Anak-anak mengukuti lomba makan kerupuk di lingkungan RT 01 RW 11, Kelurahan Sialang Munggu, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Jumat (17/8/2018) dalam rangka memeriahkan HUT ke-73 Republik Indonesia 17 Agustus 2018. Kegiatan lomba makan kerupuk rutin dilaksanakan lingkungan RT 01 setiap tahunnya, untuk mempererat hubungan silaturahmi dan memperingati hari kemerdekaan.Kompas.com/Idon Tanjung Anak-anak mengukuti lomba makan kerupuk di lingkungan RT 01 RW 11, Kelurahan Sialang Munggu, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Jumat (17/8/2018) dalam rangka memeriahkan HUT ke-73 Republik Indonesia 17 Agustus 2018. Kegiatan lomba makan kerupuk rutin dilaksanakan lingkungan RT 01 setiap tahunnya, untuk mempererat hubungan silaturahmi dan memperingati hari kemerdekaan.

Lomba makan kerupuk

Biasanya para peserta berlomba menghabiskan kerupuk yang telah digantung, cara makan pun langsung menggunakan mulut dan tak tangan diikat ke belakang.

Hal ini pun menggambarkan bagaimana kesulitan pangan pada masa penjajahan.

Sumanto (48) saat mengikuti lomba tarik tambang dalam rangka menyambut HUT Ke-73 RI di lapangan Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga, Jawa Tengah, Minggu (12/8/2018). Nama Sumanto dikenal luas lantaran kasus kanibalisme yang dilakukannya saat mencuri dan menyantap mayat Mbah Rinah pada tahun 2003 silam.KOMPAS.com/M IQBAL FAHMI Sumanto (48) saat mengikuti lomba tarik tambang dalam rangka menyambut HUT Ke-73 RI di lapangan Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga, Jawa Tengah, Minggu (12/8/2018). Nama Sumanto dikenal luas lantaran kasus kanibalisme yang dilakukannya saat mencuri dan menyantap mayat Mbah Rinah pada tahun 2003 silam.

Lomba tarik tambang

Lalu juga lomba tarik tambang yang memiliki maknanya tersendiri. Tak hanya adu kekuatan, tetapi juga mementingkan tim yang kompak untuk meraih kemenangan.

Melalui tarik tambang, para peserta secara tidak langsung belajar mengenai gotong royong, kebersamaan, dan solidaritas.

Sejumlah warga mengikuti lomba panjat pinang kolosal di Pantai Carnaval, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Kamis (17/8/2017). Dalam perlombaan panjat pinang kolosal itu disiapkan 172 batang pohon pinang dengan aneka macam hadiah sekaligus memeriahkan perayaan HUT ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Sejumlah warga mengikuti lomba panjat pinang kolosal di Pantai Carnaval, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Kamis (17/8/2017). Dalam perlombaan panjat pinang kolosal itu disiapkan 172 batang pohon pinang dengan aneka macam hadiah sekaligus memeriahkan perayaan HUT ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Lomba panjat pinang

Sama halnya dengan lomba tarik tambang, biasanya lomba panjat pinang bukan dilakukan perseorangan. Namun dilakukan oleh tim yang terdiri lebih dari dua orang untuk mendapatkan hadiah pada pohon, bambu atau kayu yang menjulang tinggi.

Zaman dulu, panjat pinang digelar sebagai hiburan saat perayaan-perayaan penting orang Belanda di bumi Indonesia, seperti pesta pernikahan.

Nah, ketika itu penduduk pribumi berlomba-lomba mendapatkan hadiah yang digantungkan di puncak pohon pinang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com