Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memaknai Kemerdekaan RI di Flores dengan Tarian Doku, Dero, dan Vera

Kompas.com - 18/08/2018, 22:06 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi


Turis Italia dan Jerman Terpikat dengan Atraksi Budaya Khas Manggarai Timur

Sejak turis Italia dan Jerman tiba di Manggarai Timur dengan dijemput dengan tradisi berkuda khas masyarakat Rongga di Jembatan Waemokel, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur, mereka sangat terpikat dengan berbagai budaya dan atraksi budaya khas masyarakat Manggarai Timur.

Jembatan Waemokel merupakan jembatan perbatasan Kabupaten Ngada dan Manggarai Timur.

Saat turis Italia dan Jerman tiba di jembatan itu disapa dengan ritual kepok oleh tua adat Manggarai Timur, Dami Tarung, disematkan dengan selendang songke dan topi Ngombe khas Manggarai Timur.

Saat itu dijemput juga oleh Pastor Paroki Santo Arndus dan Josef Waelengga, Pastor Lian Angkur, Pr, Ketua Dewan Pastoral Paroki itu, Lukas Sumba, tokoh muda Manggarai Timur, Yance Baos, tokoh adat Rongga, Lambertus Sarong serta sejumlah warga Manggarai Timur serta delapan ekor kuda dari masyarakat Rongga.

Selanjutnya turis itu diantar ke Pastoran Waelengga. Saat makan malam di pastoran disuguhkan dengan menu lokal khas masyarakat Manggarai Timur.

Hari kedua turis Italia dan Jerman itu menyaksikan atraksi budaya di Lembaga pendidikan SMPK Waemokel dengan pementasan tarian Sanggu Alu, Congka Sae dan Lipa Songke.

Selanjutnya pada sore hari disambut warga Kampung Sambikoe dengan tarian Wai Doka dan Kelong serta meresmikan pembangunan air minum bersih bagi kampung itu atas jasa baik dan bantuan mereka empat tahun lalu.

Tarian Sanggu Alu dipentaskan pelajar Sekolah Menengah Pertama Katolik Waemokel, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Selasa (9/2/2016).KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Tarian Sanggu Alu dipentaskan pelajar Sekolah Menengah Pertama Katolik Waemokel, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Selasa (9/2/2016).
Esther Hanspeter, Michael Vieider, Ludwid Nossing, Isabela Delazer, Roland Delazer, Gunther Filippi, Erna Agstner, Anna Maria Watschanger, Ulrike Aner Vieider, Walter Soligo, Monika dan Anne sangat terkesan dengan penerimaan secara adat serta atraksi budaya masyarakat Manggarai Timur.

"Kami sangat terpikat dengan keunikan-keunikan budaya dan tarian khas masyarakat Manggarai Timur. Dengan penerimaan yang ramah ini membuat kami akan berlibur ke Manggarai Timur lagi di masa akan datang," kata Esther.

Inilah sejumlah tarian dan atraksi budaya di Pulau Flores, NTT yang dirangkum KompasTravel selama ini.

Pertama, Tarian Doku. Tarian ini mengisahkan kaum perempuan Manggarai Timur di masa lalu dan masa depan memakai Doku atau Nyiru untuk membersihkan beras sebelum dimasak. Kedua, tarian Dero. Tarian ini khas masyarakat Nagekeo. Tarian persatuan orang Nagekeo.

Ketiga, tarian Sanggu Alu. Tarian ini adalah penari menari dicelah-celah bambu. Keempat, Tarian Congkae Sae. Tarian kegembiraan sesudah panen padi.

Kelima, tarian Lipa Songke. Tarian ini mengisahkan seseorang perempuan Manggarai Timur menenun kain songke sampai menghasilkan produk kain Songke. Kain songke selalu dipakai masyarakat Manggarai Raya dalam berbagai upacara adat dan ritual.

Keenam, tarian Flobamaro. Tarian ini merupakan tarian persatuan di seluruh suku dan Kabupaten di NTT. Ketujuh, tarian Ndundu Ndake. Tarian ini merupakan tarian kegembiraan dari masyarakat Manggarai Raya. Tarian ini mengikuti irama bunyi gong dan gendang khas masyarakat Manggarai Raya. Tarian ini juga sudah masuk rekor Muri.

Tari Vera saat mengantar tamu di Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur.KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Tari Vera saat mengantar tamu di Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Kedelapan, Tarian Vera. Tarian ini merupakan tarian rasa syukur masyarakat Rongga. Tarian ini sudah diakui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai tarian khas Nasional Nonbenda.

Kesembilan, tarian Ja'i dari masyarakat Ngada. Kesepuluh, Tarian Gawi dan Roko Tenda. Tarian ini khas masyarakat Ende. Semua tarian ini berhubungan dengan alam semesta serta pertanian dan toleransi antar-suku di seluruh Pulau Flores.

Tarian ini juga selalu dipentaskan kepada wisatawan asing dan Nusantara saat berkunjung ke Pulau Flores. Selain itu tarian ini ditampilkan saat pesta nikah dan ritual adat lainnya di masyarakat Pulau Flores.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com