JAKARTA, KOMPAS.com - Berwisata ke Pulau Sumba di Nusa Tenggara Timur (NTT) ada dua pilihan musim yang dapat dipilih wisatawan. Dua musim ini menampilkan lanskap Sumba yang berbeda.
Pertama pada musim kemarau, bukti sabana akan berubah menjadi warna kuning dan pohon-pohon meranggas.
Saat musim hujan tiba, pemandangan musim kemarau akan berbalik 180 derajat. Menampilkan pemandangan Sumba dengan sabana berumput hijau dan pohon-pohon yang penuh daun.
Baca juga: Cara Menuju Sumba dan Kisaran Harga Transportasi
"Dua-duanya sama bagus kak, tergantung mau pemandangan yang mana," kata warga lokal, Oktavianus Ae Dudu saat KompasTravel mengunjungi Air Terjun Wai Marang yang menjadi bagian dari acara kunjungan KFC Indonesia dan Komunitas 1.000 Guru di Sumba, NTT, Jumat (17/8/2018).
Sumba saat musim kemarau, disebutkan oleh Ae memiliki pemandangan layaknya Afrika.
Baca juga: Air Terjung Wai Marang Sumba, Bagai Kolam Pemandian Bidadari
Sekilas mengingatkan akan negara fiktif Wakanda di film "Black Panther" besutan Marvel Studios.
"Kalau mau yang hijau-hijau itu dari dari Oktober sampai November," jelas Ae.
Musim hujan di Sumba bisa mencapai hingga Maret.
Namun Ae mengingatkan jika ke Sumba ingin menikmati pemandangan matahari tenggelam atau terbenam, lebih baik memilih musim kemarau.
"Sumba ini kan terkenal sunset, sunrise, sama milky way-nya kak. Jadi lebih baik kalau langitnya cerah," tambah Ae.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.