Dulu orangtua di kampung-kampung di seluruh Manggarai Raya mengaduk kopi dengan gula merah sebelum maraknya gula pabrik. Namun, di masyarakat di Manggarai Timur selalu terbiasa dengan minuman kopi pait, pahit, tanpa gula.
“Tamu mancanegara dari Italia dan Jerman menikmati hidangan makanan lokal dan minum kopi sesuai selera masing-masing yang disuguhkan oleh pelayan di Pastoran Waelengga. Tante Edel dan sejumlah kaum perempuan menghidangkan makanan lokal dan kopi khas Manggarai Timur dengan aroma yang sangat khas dari alam Manggarai Timur,” jelas Pastor Angkur.
Kampung Lekolembo sebagai Pusat Tradisi Berkuda
Kampung Lekolembo, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur yang berada tak jauh dari bibir pantai Selatan itu sebagai pusat tradisi berkuda. Perkampungan itu dihuni oleh berbagai suku-suku di kawasan Rongga.
Keseharian masyarakat di perkampungan itu sebagai gembala kuda, kerbau, sapi, ternak kambing memiliki padang Savana Mausui. Padang savana Mausui sebagai tempat penggembalaan hewan ternak dari masyarakat di perkampungan itu.
Marianus Singgo, salah satu peternak di kawasan itu kepada KompasTravel, Kamis (16/8/2018) menjelaskan, keseharian warga di kampung Lekolembo, Kajukaro, Waewole, Maghileko yang dihuni oleh etnis Rongga itu adalah beternak.
Tempat penggembalaan ternaknya di Padang Savana Mausui. Ada juga sebagian warga yang menjadi nelayan dan bertani ladang dan sawah. Namun, secara keseluruhan warga di kawasan itu beternak.
Singgo menjelaskan, saat ini populasi kuda semakin berkurang karena beberapa tahun lalu terjadi bencana hewan ternak di padang savana Mausui karena kemarau panjang.
Kuda-kuda yang hidup saat ini adalah kuda-kuda yang dibawa keluar saat kemarau panjang tersebut dan kini dibawa pulang untuk dipelihara lagi karena rumput di padang savana tercukupi.
Petrus Yohanes Elmiance kepada KompasTravel, Rabu (15/8/2018) menjelaskan, penjemputan tamu dengan tradisi berkuda sudah sering dilakukan warga di Kelurahan Watunggene.
Bisa dicatat bahwa saat rombongan Frater dari Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero mengadakan live in di Paroki Santo Arnoldus dan Josef Waelengga disambut dengan tradisi berkuda.
Kedua, saat tour de Flores, sejumlah pebalap sepeda dijemput dengan tradisi berkuda dan berbagai peristiwa kunjungan tamu-tamu ke Kota Waelengga.
“Tradisi ini terus dipertahankan demi kelangsungan hidup warga setempat serta warga tetap memelihara kuda. Ini terus dipublikasi dan dipromosikan ke tingkat regional, nasional dan internasional. Banyak obyek wisata di sekitar Kelurahan Watunggene yang bisa dijangkau dengan berkuda,” kata Petrus Yohanes Elmiance.
Mau jalan-jalan gratis ke Jerman bareng 1 (satu) teman kamu? Ikuti kuis kerja sama Kompas.com dengan Scoot lewat kuis JELAJAH BERLIN. Ada 2 (dua) tiket pesawat PP ke Jerman, voucher penginapan, Berlin WelcomeCards, dan masih banyak lagi. Ikuti kuisnya di sini. Selamat mencoba!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.