WAELENGGA, KOMPAS.com — Turis Italia dan Jerman sangat terpikat dengan tradisi berkuda rongga, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Rabu (15/8/2018).
Sebanyak 12 tamu mancanegara itu diundang oleh Pastor Tus Mansuetus, SVD, seorang misionaris asal Kampung Sambikoe yang mengemban karya misi di Italia.
Rabu sore, sekitar 16.40 Wita, delapan penunggang kuda dari Kampung Lekolembo sudah siap di pintu gerbang Jembatan Waemokel dijaga aparat kepolisian Sektor Kota Komba di Waelengga.
Tua adat di Manggarai Timur, dua siswi SMPK Waemokel, Sekretaris Alumni SMPK Waemokel, Petrus Yohanes Elmiance, biasa disapa Yance Baos, sejumlah anggota Alumni SMPK Waemokel, Pastor Paroki Santo Arnoldus dan Josef Waelengga, Pastor Godfridus Sisilianus Angkur, Pr yang biasa disapa Romo Lian Angkur, Pr, Ketua Dewan Pastoral Paroki Santo Arnoldus dan Josef Waelengga, Lukas Sumba, Tokoh Masyarakat Kelurahan Watunggene, Lambertus Sarong, jurnalis KompasTravel, Orang Muda Katolik (OMK) Paroki siap memberikan kejutan kepada tamu mancanegara itu lewat tradisi penjemputan tamu dengan berkuda.
Baca juga: Tiga Kampung Adat yang Memukau di Lembah Jerebuu Flores
Sore itu delapan penunggang kuda dari kawasan Rongga, khususnya Kampung Lekolembo mendapatkan informasi bahwa tamu mancanegara yang didampingi Imam asal Paroki Santo Arnoldus dan Josef Waelengga itu sudah ada di Kota Aimere dengan menyewa bus dari arah Timur.
Ketika bus yang ditumpangi rombongan tamu Italia dan Jerman itu masuk ujung timur Jembatan Waemokel, rasa penasaran dan kegembiraan untuk menyambut tamu terlihat dalam wajah penunggang kuda dan rombongan penjemput.
Baca juga: Memaknai Kemerdekaan RI di Flores dengan Tarian Doku, Dero, dan Vera
Seorang penunggang kuda menginformasikan dari atas kudanya bahwa bus rombongan tamu mancanegara sudah memasuki jembatan waemokel. Seketika itu semua bergegas menuju tempat yang sudah disediakan untuk menyambut tamu itu dengan ritual adat.
Disambut Ritual Kepok Khas Manggarai Timur
Pertama-tama tamu mancanegara dari Italia dan Jerman yang didampingi Pastor Tus, SVD turun dari bus di tengah jembatan Waemokel. Tamu-tamu itu menyiapkan diri dengan kamera dan handycam.
Mereka itu berjalan kaki dari tengah jembatan menuju ke tempat yang sudah disediakan dengan sambutan ritual kepok adat.
Sambutan adat selesai dengan menyerahkan tawu itu kepada tamu yang sudah ditentukan dan dilanjutkan pengalungan dengan selendang songke oleh siswi SMPK Waemokel, Intan serta menyematkan ngobe, topi adat Rongga kepada Ludwig Nossing.
Semua peristiwa ritual adat diabadikan oleh tamu dan KompasTravel serta warga Kota Waelengga dengan menggunakan kamera dan telepon seluler, baik foto maupun video pendek.
Sesudah ritual adat selesai, pimpinan rombongan tamu Italia dan Jerman, Ludwig Nossing mengungkapkan rasa hormat dan terkejut dengan penjemputan adat serta berkuda oleh warga Kota Waelengga.