WAELENGGA, KOMPAS.com — Menari Sanggu Alu, Lipa Songke dan Congka Sae merupakan tarian khas yang selalu dipentaskan oleh siswa dan siswi Sekolah Menengah Pertama Katolik Waemokel, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kamis (16/8/2018) pagi, 12 turis asal Italia dan Jerman terpukau dengan loncatan penari SMPK Waemokel mementaskan tarian Sanggu Alu di celah-celah bambu kecil di lapangan olahraga lembaga tersebut.
Penari perempuan memakai kain lipa songke dipadukan baju kebaya sementara penari laki-laki dengan kain lipa songke dan baju kemeja putih.
Baca juga: Turis Italia dan Jerman Terpikat dengan Tradisi Berkuda Rongga
Penampilan para penari ini membuat 12 turis asal Italia dan Jerman itu tak beranjak dari kursi mereka di depan kelas yang sudah disediakan khusus bagi tamu-tamu yang diundang Pastor Tus Mansuetus, SVD, seorang misionaris asal Kampung Sambikoe yang berkarya di Negeri Pizza, Italia.
Saat 12 turis itu yang didampingi Pastor Tus, SVD bersama Pastor Paroki Santo Arnoldus dan Josef Waelengga, Pastor Godfridus Sisilianus Angkur Pr, yang akrab disapa Romo Lian memasuki pintu gerbang SMPK Waemokel, suasana sangat terasa berbeda.
Baca juga: Tiga Kampung Adat yang Memukau di Lembah Jerebuu Flores
Para penari dengan pakaian adat khas Manggarai Timur juga ikut menyambut tamu-tamu asal Italia dan Jerman yang khusus menyaksikan pementasan atraksi budaya di lembaga itu.
Siswa dan siswi dan para guru dengan wajah yang penuh gembira menyambut kunjungan tamu istimewa di lembaga itu.
Kepok Sundung bagi Tamu Mancanegara
Tua adat sekaligus pengurus Komite di SMPK Waemokel, Damianus Tarung, Nikolaus Anggal dan Yosep Geong melangsungkan ritual kepok sundung di pintu gerbang lembaga itu.
Penuturan adat dilantunkan oleh tua adat untuk menyambut kunjungan itu ke lembaga tersebut.
Setelah bahasa adat dilantunkan, tawu yang berisi moke bakok diserahkan kepada rombongan Italia dan Jerman tersebut.
Hari itu tampil sebagai ketua rombongan adalah Gunther Filippi menerima moke bakok dan dikalungkan dengan selendang songke khas Manggarai Raya. Juga seorang tamu perempuan yang dikalungkan selendang songke, Erna Agstner.
Gunther Filippi dalam sapaannya mengungkapkan penyambutan secara adat sesuai budaya orang Manggarai Timur memberikan kesan yang menusuk nurani kami yang hadir.