Hanya orang-orang khusus yang dilatih bisa menari di celah-celah gesekan dua alu tersebut dan juga membutuhkan keberanian dalam mementaskan tarian Sanggu Alu.
Selanjutnya pementasan tarian Congka Sae, liukan tubuh penari perempuan dipadukan dengan irama lagu-lagu bahasa Manggarai Raya memikat mata tamu Italia dan Jerman tersebut.
Tarian Congka Sae adalah tarian khas orang Manggarai Raya dalam berbagai upacara adat maupun kegiatan-kegiatan nasional dan lokal di wilayah Manggarai Raya.
Tarian Congka Sae apabila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, "Congka" berarti menari dan "Sae" artinya bersama-sama. Jadi Congka Sae adalah menari secara bersama dengan diiringi gong dan gendang.
Secara tiba-tiba turis Italia dan Jerman turun di lokasi atraksi dan ikut menari Congka Sae. Tepuk tangan meriah karena melihat tamu-tamu itu menari Congka Sae atau Songka Sae dan suasana penuh persaudaraan antara siswa dan siswi SMPK Waemokel dengan tamu Italia dan Jerman di hari itu.
Bagian ketiga dari pementasan budaya itu adalah tarian Lipa Songke. "Lipa" adalah kain khas orang Manggarai dan "songke" adalah motif kain orang Manggarai Raya.
Tarian Lipa Songke adalah tarian untuk menghormati kaum perempuan yang menenun kain songke. Entah dari mana kaum perempuan Manggarai Raya menenun Lipa Songke. Itu masih ditelusuri oleh generasi penerus Manggarai Raya.
Namun, salah satu untuk menghargai dan menghormati karya gemilang mereka maka koreografi lokal mengangkat tarian Lipa Songke. Lagi-lagi turis Italia dan Jerman turun dari tempat duduk dan ikut menari lipa songke.
Penari perempuan dari sekolah itu memberikan selendang kepada penari Italia dan Jerman. Kemeriahan sangat terasa dengan melihat orang asing menari Lipa Songke dengan gaya yang unik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.