Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan dan Berbagai Peristiwa di Hari Konservasi Nasional 2018

Kompas.com - 31/08/2018, 11:10 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) kembali menggelar acara peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN).

Tahun ini penyelenggaraannya diadakan di Taman Wisata Alam Batu Putih di wilayah Tangkoko, Kota Bitung, Sulawesi Utara pada tanggal 28 – 31 Agustus 2018.

Perhelatan tahunan ini rutin dilaksanakan dalam rangka kampanye konservasi alam. HKAN kesepuluh yang diselenggarakan Kementerian LHK ini menyajikan beberapa hal baru di dunia konservasi seperti mulai disahkannya penemuan baru hingga penamaan hewan langka, anoa sulawesi yang lahir selamat.

"Tahun ini tema yang diusung adalah “Harmonisasi Alam dan Budaya” yang menyiratkan semangat ajakan untuk hidup selaras dengan alam, sebagaimana telah dicontohkan nenek moyang bangsa ini dalam budayanya yang kental dengan nilai-nilai pernghargaan terhadap alam," tutur Siti Nurbaya, dalam pidatonya di acara tersebut, Kamis (30/8/2018).

Pada rangkaian acara puncak, terdapat pemberian apresiasi konservasi alam dan pemberian penghargaan Kalpataru.

Salah satunya apresiasi penemuan satwa orangutan jenis baru di daerah Batang Toru, Tapanuli Selatan, yang disebut sebagai orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis).

Orangutan ini merupakan temuan jenis ketiga, setelah orangutan sumatera dan orangutan borneo.

Orangutan tapanuli ini memiliki tengkorak yang lebih kecil dibandingkan orangutan borneo dan sumatera, tetapi memiliki taring yang lebih besar.

Setelah meneliti mulai 1997, akhirnya di di akhir 2017 hewan ini ditetapkan sebagai orangutan baru, dan dalam acara ini diumumkan dan dipamerkan fotonya secara umum kepada khalayak. Meski membanggakan, ternyata statusnya Critically Endangered (kritis)

Peresmian Palaeo Tapanuliensis, merupakan jenis orangutan yang baru ditemukan, saat diresmikan oleh Meneteri LHK di acara peringatan Hari Konservasi Alam Nasional, Taman Wisata Alam Batu Putih, Bitung, Sulawesi Utara, Kamis (30/8/2018).KOMPAS.COM/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Peresmian Palaeo Tapanuliensis, merupakan jenis orangutan yang baru ditemukan, saat diresmikan oleh Meneteri LHK di acara peringatan Hari Konservasi Alam Nasional, Taman Wisata Alam Batu Putih, Bitung, Sulawesi Utara, Kamis (30/8/2018).
Ini dikarenakan jumlahnya hanya 800 individu dalam luas kawasan 15.000 hektar. Populasinya juga terpecah dalam dua kawasan utama (Blok Barat dan Timur), oleh lembah patahan Sumatera, dan populasi kecil di Cagar Alam Sibual-Buali di tenggara blok barat. 

”Dengan penemuan ini, habitatnya sekarang harus dikelola dengan benar, tidak ada pembukaan lahan,” kata Wiratno, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian LHK dalam acara tersebut. 

Selain itu ada penganugerahan Kalpataru sebagai penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup di Indonesia.

Penghargaan Kalpataru ini diberikan sejak 1981 oleh pemerintah kepada individu ataupun kelompok yang dinilai berjasa dalam pelestarian lingkungan hidup.

"Untuk meningkatkan kesadaran, membuka peluang inovasi dan kreativitas, juga mendorong prakarsa masyarakat. Tahun ini ada empat kategori, semua pertimbangannya ketat, semakin tahun semakin bagus," ucap Bambang Supriyanto, Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) dalam acara tersebut.

Empat kategori tersebut ialah perintis lingkungan, pengabdi lingkungan, penyelamat lingkungan, dan pembina lingkungan. Dari keempat kategori itu melahirkan 10 pemenang Kalpataru.

Momen HKAN juga jadi penamaan binatang khas Sulawesi yang baru lahir dengan selamat, yaitu anoa. Anoa tersebut lahir di Anoa Breeding Centre Manado, secara alamiah pada Juli 2018.

Anoa tersebut pun diberi nama Deandra yang merupakan singkatan dari kedua orangtuanya, dan diresmikan oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution, dan Menteri LHK Siti Nurbaya.

Anoa merupakan salah satu satwa yang terancam punah, termasuk 25 spesies yang harus diselamatkan perkembangbiakannya di alam minimal 10 persen.

Acara lain yang diikuti Menteri LHK dan Menko Darmin antara lain deklarasi less plastic, penyerahan sertifikat penunjukan ASEAN Heritage Park kepada Taman Nasional Kepulauan Seribu dan Taman Nasional Wakatobi dan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com