Namun terkait tulang belulang dan tengkorak yang tersebar di tebing karang yang curam ada cerita tersendiri.
Haji Husein Saiyof, tetua di Pulau Arguni kepada Kompas.com menceritakan jika ratusan tahun yang lalu, tebing tersebut adalah wilayah tanjung pasir putih yang banyak dihuni oleh masyarakat dan rumah rumah di dirikan di tepi pantai hingga ke teluk.
Namun saat itu terjadi hongi-hongi atau perang suku. Saat lelaki dewasa kampung sedang keluar, datanglah pasukan yang menyerbu dari kampung sebelah. Akhirnya semua penghuni kampung yang terdiri dari perempuan dan anak-anak tersebut tewas dibantai.
"Saat itu ada yang menyelamatkan diri dan memberitahu para suami yang sedang di luar kampung. Tapi sayangnya semuanya terlambat. Istri dan anak-anak mereka sudah tewas dan mayatnya diletakkan di bagian tebing-tebing sebagai pengingat peperangan tersebut. Dan itu yang kita saksikan hingga hari ini," kata haji Husein.
"Ini kita punya aset dan cerita. Agar anak cucu kita tahu kejadian tersebut. Agar bisa mengambil hikmah dari masa lalu," kata haji Husein.
Tertarik melihat langsung Situs Tapurarang? Dari Kota Fakfak harus menempuh perjalanan darat menembus hutan dan bisa menyewa mobil atau angkot menuju Distrik Kokas.
Kemudian dari dermaga bisa menumpang perahu nelayan sekitar untuk diantar langsung ke situs Tapurarang. Perjalanan panjang yang mengantarkan kita ke misteri peradaban masa lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.