Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Lakukan Ini Saat Berkunjung ke TN Matalawa di Pulau Sumba

Kompas.com - 03/09/2018, 22:11 WIB
Markus Makur,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

WAIBAKUL, KOMPAS.com — Wisatawan minat khusus untuk mengamati burung endemik Sumba di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur harus mengetahui dan memahami hal-hal yang dipatuhi di dalam kawasan konservasi Taman Nasional Matalawa Sumba.

Selain itu wisatawan asing dan nusantara yang mengunjungi obyek-obyek wisata di Pulau Sumba sebaiknya memahami dan mematuhi rambu-rambu di perkampungan tradisional, kawasan wisata alam, padang savana Sumba.

Selain itu pemandu wisata lokal, nasional dan internasional juga harus mengetahui larangan-larangan yang tertera dalam peraturan kawasan konservasi.

Kawasan TN Matalawa Sumba merupakan salah satu spot terbaik untuk mengamati burung endemik Sumba, merekam keunikan suara burung yang sangat bervariasi, memotret burung endemik Sumba.

Daerah aliran Sungai Matayangu yang unik karena dipenuhi batu-batu besar di TN MataLawa Sumba, NTT, Senin (6/8/2018). Kompas.com/Markus Makur Daerah aliran Sungai Matayangu yang unik karena dipenuhi batu-batu besar di TN MataLawa Sumba, NTT, Senin (6/8/2018).
Untuk itu, inilah hal-hal dipatuhi selama berwisata, mengamati burung dan mengabadikan keunikan-keunikan burung endemik Pulau Sumba yang ada di TN Matalawa Sumba.

Kepala TN Matalawa Sumba, Maman Surahman kepada KompasTravel di Penginapan Puspas Keuskupan Sumba, Rabu (8/8/2018) malam menjelaskan beberapa larangan memasuki TN Mataawa Sumba.

1. Wisatawan serta orang lokal dan staf TN Matalawa Sumba dilarang membuang puntung rokok di dalam kawasan selama menjelajahi obyek wisata dan mengamati burung di tengah hutan karena berisiko terjadi kebakaran hutan.

2. Bagi warga lokal dan wisatawan dilarang berburu binatang dan burung-burung di kawasan rimba TN Matalawa Sumba.

3. Warga lokal serta siapa saja yang mengunjungi kawasan rimba TN Matalawa dilarang keras mengambil kayu mati yang terdapat di dalam kawasan rimba itu. Biarkanlah kayu-kayu mati itu lapuk.

Burung Kakatua Jambul Jingga hanya hidup di hutan di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Burung ini menjadi burung endemik di kawasan hutan Taman Nasional MataLawa Sumba. Banyak pengamat, peneliti Burung mengeksplorasi keunikan burung di Pulau Sumba. ARSIP TAMAN NASIONAL MATALAWA SUMBA Burung Kakatua Jambul Jingga hanya hidup di hutan di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Burung ini menjadi burung endemik di kawasan hutan Taman Nasional MataLawa Sumba. Banyak pengamat, peneliti Burung mengeksplorasi keunikan burung di Pulau Sumba.
4. Bagi siapa saja yang mengunjungi kawasan TN Matalawa Sumba dilarang menebang pohon dan tidak mencabut anakan pohon di dalam kawasan konservasi demi keberlanjutan dan kelanjutan pohon-pohon yang hanya terdapat di Pulau Sumba.

5. Wisatawan serta warga lokal dilarang membuang sampah plastik dan sampah lainnya di dalam kawasan konservasi TN Matalawa Sumba.

6. Wisatawan, pengamat burung yang bermalam di sekitar kawasan rimba konservasi Matalawa Sumba dilarang membuat api di dalam kawasan serta di padang savana karena akan mengganggu habitat burung dan binatang yang hanya di dalam kawasan tersebut.

7. Bagi pengamat burung, mahasiswa yang belajar tentang burung endemik Pulau Sumba saat menjelajahi rimba di kawasan TN Matalawa Sumba harus didampingi staf TN serta warga lokal untuk memandu supaya tidak tersesat di dalam kawasan rimba.

8. Bagi para petualang pasti sudah mengetahui saat menjelajahi gunung dan hutan belantara disarankan memakai sepatu khusus yang cocok ke kawasan hutan dan mendaki gunung karena ada banyak lintah di kawasan itu.

Peserta sedang mengambil gambar dengan kamera untuk burung Julang Sumba di TN MataLawa Sumba, Nusa Tenggara Timur yang sedang makan buah, Senin (6/8/2018).  KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Peserta sedang mengambil gambar dengan kamera untuk burung Julang Sumba di TN MataLawa Sumba, Nusa Tenggara Timur yang sedang makan buah, Senin (6/8/2018).
KompasTravel sudah dua kali menjelajahi Pulau Sumba dari barat ke timur dan sebaliknya. Ada hal-hal yang wajib dipatuhi selama mengunjungi perkampungan tradisional di Pulau Sumba.

Pertama, pengunjung dipandu oleh warga kampung setempat selain pemandu dari agen perjalanan di Pulau Sumba maupun dari luar.

Ini bagian dari melibatkan warga setempat untuk memandu selama berada di kawasan perkampungan tradisional karena ada hal-hal yang tidak boleh disentuh. Pasalnya, ada tempat-tempat keramat di dalam rumah adat di Pulau Sumba.

Kedua, pengunjung yang mengunjungi obyek wisata, baik di lokasi air terjun, serta padang savana dan mendaki puncak Wanggameti harus selalu dipandu warga setempat.

Hal itu karena ada tempat keramat di hutan Pulau Sumba sesuai kepercayaan Marapu yang tidak bisa disentuh oleh pengunjung. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Open Trip, 105 Orang Gagal Mendaki Gunung Rinjani

Korban Open Trip, 105 Orang Gagal Mendaki Gunung Rinjani

Travel Update
Libur Lebaran 2024 Berakhir, Kunjungan Wisata di Gunungkidul Lampaui Target

Libur Lebaran 2024 Berakhir, Kunjungan Wisata di Gunungkidul Lampaui Target

Travel Update
Iran Serang Israel, Ini 8 Imbauan KBRI Teheran untuk WNI di Iran

Iran Serang Israel, Ini 8 Imbauan KBRI Teheran untuk WNI di Iran

Travel Update
Penerbangan ke Israel Terganggu akibat Serangan Iran

Penerbangan ke Israel Terganggu akibat Serangan Iran

Travel Update
Pesona Curug Sewu di Kendal, Air Terjun Bertingkat Tiga Jawa Tengah

Pesona Curug Sewu di Kendal, Air Terjun Bertingkat Tiga Jawa Tengah

Jalan Jalan
Iran Serang Israel, WNI di Beberapa Negara Timur Tengah Diminta Waspada dan Lapor ke Kemenlu

Iran Serang Israel, WNI di Beberapa Negara Timur Tengah Diminta Waspada dan Lapor ke Kemenlu

Travel Update
4 Villa Sekitar Tawangmangu Wonder Park Karanganyar, mulai Rp 600.000

4 Villa Sekitar Tawangmangu Wonder Park Karanganyar, mulai Rp 600.000

Hotel Story
Beri Makan Rusa di Rumah Dinas Wali Kota Pangkalpinang, Simak Aturan Pakannya

Beri Makan Rusa di Rumah Dinas Wali Kota Pangkalpinang, Simak Aturan Pakannya

Travel Tips
Promo Kereta Api Mudik Belakangan Ekstra Hemat, Bayar Tiket 80 Persen

Promo Kereta Api Mudik Belakangan Ekstra Hemat, Bayar Tiket 80 Persen

Travel Update
4 Wisata Hutan Pinus di Bantul Yogyakarta

4 Wisata Hutan Pinus di Bantul Yogyakarta

Jalan Jalan
Rute Menuju Palalangon Park Ciwidey Bandung

Rute Menuju Palalangon Park Ciwidey Bandung

Jalan Jalan
Libur Lebaran 2024, Okupansi Hotel-hotel di Kota Batu Tak Sesuai Harapan

Libur Lebaran 2024, Okupansi Hotel-hotel di Kota Batu Tak Sesuai Harapan

Travel Update
Wahana dan Aktivitas Wisata di Palalangon Park Ciwidey

Wahana dan Aktivitas Wisata di Palalangon Park Ciwidey

Jalan Jalan
Palalangon Park Ciwidey: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Palalangon Park Ciwidey: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Wajah Baru Alun-alun Kebumen, Kapal Mendoan Jadi Daya Tarik Pemudik

Wajah Baru Alun-alun Kebumen, Kapal Mendoan Jadi Daya Tarik Pemudik

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com