Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/09/2018, 12:37 WIB

GARUT, KOMPAS.com - Sejumlah pendaki melakukan aksi pembersihan vandalisme yang ada di kawasan Gunung Cikuray, Garut, Jawa Barat, pada Minggu (2/9/2018).

Aktivitas ini diunggah oleh salah satu pendaki asal Jakarta, Rifan Rivaldi (24), melalui akun Instagram-nya, @rifanrivaldi, yang melakukannya bersama 15 orang dari rombongan Barisan Pendaki Remaja.

"Kami pendakian ke Gunung Cikuray, Garut, pada tanggal 1 dan 2 September 2018. Untuk pembersihannya, Minggu, 2 September 2018," ujar Rifan saat dihubungi Kompas.com, Rabu, (5/9/2018).

 

Min bantu sosialisasi @urban.hikers #urbanhikers @mountnesia @id_pendaki @pendakiindonesia @gunungindonesia . Minggu 2 September 2018. Orang orang di foto ini adalah sebagian dari seluruh pendaki dan penikmat alam yang menginginkan gunung tetap bersih. Menjaga fasilitas gunung salah satunya. Berikut adalah shelter korban eksistensi kaum kaum yang mencoret coret dengan tulisan dan kata kata yang tidak mengandung arti (VANDALISME). Bisa dilihat shelter sebelum tangan mereka diatas menaruhkan sebagian tenaga dan juga modal untuk menjaga fasilitas tetap bagus. Begitu banyak coretan tidak penting yang merusak pemandangan. Semoga tindakan mereka dapat menginspirasi kita semua untuk tetap menjaga fasilitas digunung dan dimanapun. Terimakasih kalian yang sudah punya niat dan tindakan baik untuk itu semua. Sekali lagi, STOP VANDALISME!! . . SALAM LESTARI. In frame @julylovinska @ilhamnchstr @guebeiiby @algi_albatawie @myriska26 @moroseneng07 @ajaybahagia @corry_kansil @ferdi_laksana23 @jneko_19 @adiit_ooleng @rivannnn_ #urbanhikers #pendakiindonesia #pendaki #gunungindonesia #cikuray #cikuraygarut #indotraveler

A post shared by Rifan Rivaldi (@rifanrivaldi) on Sep 3, 2018 at 10:41pm PDT

Menurut Rifan, vandalisme masih sering terjadi, tak hanya di Gunung Cikuray, tetapi juga di beberapa gunung dan tempat wisata lain.

Rifan mengatakan, saat akan mendaki Gunung Cikuray, salah satu temannya mengusulkan untuk membersihkan vandalisme di shelter puncak Gunung Cikuray.  

Peralatan seperti cat dan kuas roll, mereka bawa dari Jakarta.

"Setelah semua orang menyetujui, pada Jumat (31/8/2018) kami berangkat ke Garut. Tiba di Terminal Garut pukul 04.00 WIB (1/9/2018) dan sewa mobil pick up untuk mengangkut kami ke basecamp," ujar Rifan, yang sehari-harinya bekerja sebagai karyawan swasta.

Baca juga: Pendaki Senior Wanadri Kang Ogun Meninggal Dunia

Setibanya di Garut, pada malam hari, mereka memulai pendakian via pos pemancar.

Pukul 08.00 WIB, mereka tiba di Puncak Gunung Cikuray dan melihat shelter penuh dengan coretan.

Rifan mengungkapkan, tembok shelter dikotori dengan coretan spidol, tipe-x, dan pilox.

Tak hanya itu, beberapa pendaki juga terlihat sedang berswafoto di atas shelter.

"Bahkan ada beberapa pendaki menaiki shelter yang sebenarnya itu tidak diperbolehkan dan juga tidak ada akses tangga menaiki shelter tersebut. Salah satu dari kami menyuruh semua orang turun dari shelter," ujar Rifan.

Setelah mengamankan shelter, mereka melakukan misi utama yakni membersihkan vandalisme.

Pengecatan shelter dilakukan secara bergantian dan bekerja sama.

Rifan dan teman-temannya melakukan pembersihan vandalisme dengan mengecat tembok shelter dengan warna merah-putih. Pembersihan selesai dengan waktu pengerjaan 3 jam. 

Kompas TV Para pendaki yang terjebak berada di sekitar Danau Segara Anakan mereka terdiri dari 358 orang pendaki asal luar negeri

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mengapa Idul Adha di Kudus Tidak Menyembelih Sapi? Simak Sejarahnya

Mengapa Idul Adha di Kudus Tidak Menyembelih Sapi? Simak Sejarahnya

Jalan Jalan
4 Tempat Beli Oleh-oleh Haji di Surabaya, Ada Beragam Jenis Kurma

4 Tempat Beli Oleh-oleh Haji di Surabaya, Ada Beragam Jenis Kurma

Jalan Jalan
Desa Wisata Bakal Jadi Andalan Baru Labuan Bajo untuk Gaet Wisatawan

Desa Wisata Bakal Jadi Andalan Baru Labuan Bajo untuk Gaet Wisatawan

Travel Update
Ekowisata Sungai Mudal di Kulon Progo Tutup pada Rabu, 7 Juni 2023

Ekowisata Sungai Mudal di Kulon Progo Tutup pada Rabu, 7 Juni 2023

Travel Update
Rute ke Padukuhan Wotawati dari Pantai Sadeng, Permukiman di Dasar Bengawan Solo Purba

Rute ke Padukuhan Wotawati dari Pantai Sadeng, Permukiman di Dasar Bengawan Solo Purba

Travel Tips
Panduan Lengkap ke OMAH Library, Hidden Gem di Tangerang

Panduan Lengkap ke OMAH Library, Hidden Gem di Tangerang

Travel Update
7 Tempat Beli Oleh-oleh Haji dan Umrah di Bandung 

7 Tempat Beli Oleh-oleh Haji dan Umrah di Bandung 

Jalan Jalan
Ada Aturan Baru untuk Turis Asing di Bali, Catat 5 Penting Ini

Ada Aturan Baru untuk Turis Asing di Bali, Catat 5 Penting Ini

Travel Update
Kunjungan Wisman ke Sulsel 69 Persen pada April 2023

Kunjungan Wisman ke Sulsel 69 Persen pada April 2023

Travel Update
Nyulo, Aktivitas Berburu Hewan Laut Saat Malam Hari di  Belitung

Nyulo, Aktivitas Berburu Hewan Laut Saat Malam Hari di Belitung

Jalan Jalan
Kompleks Taman Dadaha di Tasikmalaya Akan Direvitalisasi Jadi Wisata Baru

Kompleks Taman Dadaha di Tasikmalaya Akan Direvitalisasi Jadi Wisata Baru

Travel Update
INDOFEST 2023 Dikunjungi Lebih dari 48.000 Orang, Lampaui Target Awal

INDOFEST 2023 Dikunjungi Lebih dari 48.000 Orang, Lampaui Target Awal

Travel Update
Sejarah Idul Adha, Mengapa Disebut Lebaran Haji dan Kurban?

Sejarah Idul Adha, Mengapa Disebut Lebaran Haji dan Kurban?

Jalan Jalan
Bali Terbitkan Aturan Baru untuk Turis Asing, Cegah Pelanggaran Terulang

Bali Terbitkan Aturan Baru untuk Turis Asing, Cegah Pelanggaran Terulang

Travel Update
5 Tips Diving di Desa Wisata Welora, Perhatikan Bulan Terbaik

5 Tips Diving di Desa Wisata Welora, Perhatikan Bulan Terbaik

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+