Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal TWA Batuputih, Rumah Tarsius, Yaki, dan Maleo

Kompas.com - 06/09/2018, 14:22 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi


BITUNG, KOMPAS.com - Berlibur ke Sulawesi Utara, Anda bisa mengunjungi salah satu tempat ekowisata yang menyajikan keasrian alam yakni Taman Wisata Alam (TWA) Batuputih yang berlokasi di Bitung.

Selain asri, tempat ini juga menjadi rumah bagi berbagai hewan langka.

Tamam Wisata Alam (TWA) Batuputih sebenarnya masuk kawasan Tangkoko, yang sejak zaman Belanda telah dikenal karena kekayaan alam, keanekaragaman flora dan fauna endemik, serta pemandangannya yang indah dan menarik.

Pemerintah Indonesia membagi dua Cagar Alam Tangkoko menjadi TWA Batuputih dan TWA Batuangus pada 1881 karena potensi keindahan alamnya untuk kepentingan ekowisata.

Baca juga: Tips Bertemu Tarsius, Hewan yang Menggemaskan, di Alamnya

Tercatat sejak penetapan oleh Belanda 1818, kawasan ini merupakan rumah bagi satwa monyet hitam sulawesi atau yaki (Macaca nigra), maleo (Macrocephalon maleo), tangkasi (Tarsius spectrum), dan keanekaragaman hayati lainnya.

TWA seluas 515 hektar ini berbatasan dengan Cagar Alam Duasudara di timur dan selatan, Kelurahan Batuputih Bawah di barat, juga Laut Maluku di utara yang jadi salah satu pemandangan primadona.

Potensi wisata

Soal potensi wisata, tidak usah diragukan lagi, TWA ini menyuguhkan pamandangan yang indah dangan adanya pantai dan perairan yang kaya dangan biota laut yang langka.

Anda bisa bertemu bermacam-macam ikan hias yang berwarna-warni serta beragam karang. Keragaman tipe ekosistem dalam kawasan TWA Batuputih memberikan habitat yang beragam pula bagi banyak satwa.

Bagi Anda yang gemar berwisata alam sembari melihat hewan hewan endemik Indonesia, seperti aktivitas birdwatching, di sinilah tempatnya. Bahkan Anda bisa dengan mudah bertemu beberapa jenis hewan langka itu di area kemah.

Suasana Taman Wisata Alam Batu Putih yang berbatasan dengan pantai, Bitung, Sulawesi Utara, Kamis (30/8/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Suasana Taman Wisata Alam Batu Putih yang berbatasan dengan pantai, Bitung, Sulawesi Utara, Kamis (30/8/2018).

TWA Batuputih mempunyai pantai yang indah dengan pasir lembut berwarna hitam mengkilat. Saking lembutnya cukup sulit untuk berlari, karena kaki mudah terperosok di lembutnya pasir seperti saat KompasTravel berkunjung ke sana, Kamis (30/8/2018).

Menurut data informasi TWA, tipe gelombang lautnya memudahkan wisatawan untuk melakukan kagiatan berperahu, memancing, dan menikmati kaindahan alam bawah Iaut.

TWA ini juga merupakan pulau peneluran penyu secara alami. Diperkirakan terdapat sekitar 100 ekor penyu di perairan pulau ini. Pada waktu tertentu satiap bulan, 5-10 ekor penyu bersarang di pantai Batuputih.

Ragam kekayaan tersebut dapat Anda nikmati dengan beberapa atraksi wisata, mulai dari berjemur, berenang, diving, snorkeling, menikmati pemandangan, bersampan (canoeing), trekking, serta pangamatan satwa liar.

Cara menuju TWA Batuputih

Untuk mencapai kawasan ini, Anda dapat melalui jalur darat maupun jalur Iaut.

Jalur darat dapat ditampuh dangan kendaraan roda dua atau roda empat dari Kota Manado ke Pusat Kata Bitung, sejauh 81 kilometer atau sekitar 70 menit.

Yaki, salah satu hewan endemik Sulawesi Utara yang ada di Taman Wisata Alam Batu Putih, Bitung, Kamis (31/8/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Yaki, salah satu hewan endemik Sulawesi Utara yang ada di Taman Wisata Alam Batu Putih, Bitung, Kamis (31/8/2018).

Kemudian dilanjutkan dari pusat Kota Bitung ke lokasi dangan jarak tempuh sejauh 25 kilometer atau sekitar 40 menit.

Sedangkan jalur Iaut, dari Bitung manuju TWA Batuputih dapat ditempuh dalam waktu 30 menit dengan kapal cepat dari Pelabuhan Bitung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com