JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu kekayaan sejarah Bengkulu ialah Benteng Marlborough, peniggalan keluarga besar dari Inggris di era Kolonial.
Ternyata, banyak kisah sejarah yang membuat benteng ini masih dikenang dan didatangi wisman Inggris.
"Benteng itu bukan benteng biasa, sempat ditinggali sama petinggi kerajaan, keluarga terhormat, sampai ada perjanjian lintas negara di sana," tutur Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah saat konferensi pers Festival Tabot, di Jakarta, Rabu (5/9/2018).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "300 Hektar Lahan Pulau Baai Bengkulu Diusulkan Jadi KEK Pariwisata", https://travel.kompas.com/read/2018/09/06/090000727/300-hektar-lahan-pulau-baai-bengkulu-diusulkan-jadi-kek-pariwisata.
Penulis : Muhammad Irzal Adiakurnia
Editor : Wahyu Adityo Prodjo
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "300 Hektar Lahan Pulau Baai Bengkulu Diusulkan Jadi KEK Pariwisata", https://travel.kompas.com/read/2018/09/06/090000727/300-hektar-lahan-pulau-baai-bengkulu-diusulkan-jadi-kek-pariwisata.
Penulis : Muhammad Irzal Adiakurnia
Editor : Wahyu Adityo Prodjo
Menurut catatan sejarah, Benteng Marlborough Bengkulu dibangun pada tahun 1714 sampai 1719 oleh Kerajaan Inggris Raya ketika era pemerintahan Gubernur Jenderal Joseph Collet.
Saat itu Inggris melakukan ekspansi di sebagian wilayah Sumatera, terutama di Bengkulu, hingga kemudian mendirikan Benteng Marlborough.
Lokasi benteng ini berada di tepi Samudera Hindia menghadap ke selatan. Benteng seluas 44.100 persegi ini masih terlihat kokoh, bersih dan terawat. Seperti ciri khas benteng Inggris, di bagian luar benteng dikelilingi parit buatan.
Jika Anda memperhatikan arsitekturnya, benteng ini terlihat simetris, terutama jika dilihat dari udara. Rohidin mengatakan Benteng Marlborough ini dahulu dijadikan markas besar East Indian Company, sebuah perusahaan dagang Inggris yang kala itu menguasai komoditi lada hitam Bengkulu yang dibawa hingga ke Britania Raya.
Selain itu, ketika Inggris dan Belanda berseteru soal wilayah kekuasaannya, benteng tersebut ditukar melalui Traktat London 1824.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.