FAKFAK, KOMPAS.com - Pulau Tubir Seram berada di seberang Kota Fakfak, Papua Barat. Pulau tersebut terlihat jelas ketika kita berdiri di Kota Fakfak dan menghadap ke lautan lepas.
Untuk menuju Pulau Tubir Seram, Kompas.com menggunakan perahu milik masyarakat di Kampung Brongkendik dengan menempuh waktu sekitar 45 menit.
"Di Tubir Seram ada patung pahlawan Fakfak menggunakan pakaian adat dan membawa dua senjata menghadap langsung ke Kota Fakfak," kata Saida, warga Fakfak yang menemani perjalanan Kompas.com ke Pulau Tubir Seram.
Oleh nelayan setempat, rombongan diajak mengelilingi pulau kosong yang dikeliling dengan tebing terjal yang indah tersebut.
Saat tiba di Pulau Tubir Seram, rombongan langsung disambut dengan pemandangan pantai dengan pasir putih dan bangunan seperti kolam yang terlihat terbengkalai. Beberapa warung kosong dan tampak sudah lama tidak digunakan.
Saida bercerita jika bangunan seperti kolam tersebut dulu adalah tambak namun sudah tidak lagi digunakan. Selain itu, nampak beberapa makam di tepi pantai.
"Masyarakat di seberang sana memakamkan kerabatnya yang meninggal di pulau ini. Tapi ini makam ini sudah sangat tua. Sejak saya masih kecil sudah ada makam ini," kata perempuan yang akrab dipanggi Ida tersebut.
Menurutnya, Pulau Tubir Seram pernah mengalami kejayaan sekitar tahun 1990-an. Banyak masyarakat yang datang ke pulau itu untuk berwisata.
Perjalanan menyusuri pulau Tubir Seram diawali dengan melewati jalan buatan yang rusak . Kita harus menyusuri tepi karena bagian tengah amblas.
Terdapat juga gapura dengan tulisan "Selamat Datang Di Bumi Merah Putih". Selain itu ada prasasti yang sudah tertutup tanaman dan nyaris tidak terbaca yang memberikan keterangan jika kawasan Tubir Seram diresmikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Irian Jaya pada 20 September 1994.
Rombongan menyusuri tangga buatan menuju monumen yang berada di bagian tertinggi Pulau Tubir seram. Di atas monumen tersebut terdapat patung Krapangit Gewab, salah satu pahlawan Fakfak Papua Barat. Sayangnya tidak banyak cerita dan sejarah yang bisa digali tentang Krapangit Gewab.
"Yang kami tahu nama Krapangit Gewab juga digunakan nama gelanggang olahraga di Fakfak. Tapi tentang bagaimana kiprah dia selama ini, jarang ada yang tahu. Entah zaman trikora atau zaman kesultanan," kata Ida.
Setelah menyusuri setapak yang mendaki, kami menjejakkan kaki di lantai satu monumen tersebut. Terdapat relief yang menceritakan tentang perjuangan masyarakat Fakfak tergambar di sepanjang dinding lantai bawah.