Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kokor Gola, Tradisi Orang Kolang Mengolah Air Enau Jadi Gula Merah

Kompas.com - 13/09/2018, 10:42 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Selanjutnya kayu api untuk memasak air nira dalam sebuah wadah besar, bahasa setempat menyebutnya sewe, bahan ini terbuat dari besi. Dan juga pante, alat dari besi kecil yang tajam. Memang hanya dua bahan ini yang berasal dari pabrik. Selebihnya berasal dari bahan-bahan alam.

Semua bahan-bahan yang berasal dari alam ini apabila tidak dipakai lagi oleh penderes air nira, maka semua dibuang ke alam lagi dan lapuk sehingga menyuburkan tanah. Bahan-bahan ini memberikan kesuburan bagi tanah. Bahan-bahan ini dibuang menyebabkan humus tanah.

Selain itu bahan-bahan untuk di campur dalam air nira saat proses memasak, diantaranya, buah kemiri, buah pandu dan lainnya. Buah-buah ini di haluskan dan di campur ke dalam wadah besi itu serta di aduk-aduk. Semua buah ini larut dalam air nira yang sedang masak.

Wae Minse Membuat Orang Cerdas

Dikisahkan secara lisan bahwa zaman dulu saat anak-anak dari kawasan Kolang mengenyam pendidikan guru, seperti sekolah pendidikan guru (SPG) di Kota Ruteng, ibukota Kabupaten Manggarai memiliki kecerdasan di atas rata-rata dalam ilmu matematika, berhitung, bahkan mungkin di sekolah Seminari.

Hal ini karena kebiasaan orangtua di kawasan Kolang menyuguhkan minuman air enau, wae minse pada pagi dan sore hari kepada anak-anak mereka.

Pengakuan ini pernah diungkapkan mantan murid Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Setia Bakti Ruteng, yang saat ini sudah pensiun dari guru, Maria Margaretha Bupu kepada KompasTravel, Selasa (4/9/2018) bahwa rekan-rekannya yang mengenyam pendidikan guru di SPG Setia Bakti, yang sering disebut SPG Tubi memiliki kecerdasan dalam ilmu berhitung, matematika.

“Saya punya rekan-rekan yang berasal dari kawasan Kolang sangat cerdas dalam ilmu berhitung, matematika karena mereka ceritakan bahwa orangtua mereka sering menyuguhkan air nira bening, wae minse. Ini pengalaman yang saya temukan saat belajar bersama mereka di lembaga pendidikan tersebut,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com