Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Tahapan Proses Seleksi Pilot Garuda Indonesia

Kompas.com - 13/09/2018, 18:19 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada banyak sekolah penerbangan di Indonesia dan Asia Tenggara. Para lulusannya kemudian berburu kerja di maskapai-maskapai komersil, termasuk Garuda Indonesia.

"Lulusan penerbang di Indonesia banyak, tapi maskapai juga kan punya kebutuhan sendiri yang dihitung dari jumlah armada, penerbangan kita. Jadi tidak bisa menampung semua," tutur Kapten Martinus Kadayu, Vice President Garuda Indonesia Training Centre (GATC) saat KompasTravel berkunjung ke GATC di Duri, Jakarta Barat, Senin (10/9/2018).

Menurut Kapten Martinus, standar penerimaan pilot di Indonesia sebenarnya sama karena berpatok pada regulasi yang sama.

Di Garuda Indonesia, proses penerimaan pilot baru akan melalui beberapa tahapan. Pertama adalah seleksi berkas dengan cara online. Menilainya hanya dari kelengkapan pengisian berkas. Hanya mereka yang mengisi dengan komplit bisa masuk tahap selanjutnya.

"Setelah itu masuk ke BMI, kita ukur massa idealnya. Tinggi minimal 165 cm, kalau berat menyesuaikan BMI," ucapnya.

Baca juga: Jalan-jalan ke Tempat Pelatihan Pilot dan Pramugari Garuda Indonesia

Setelah calon pilot masuk kriteria, masuk dalam tes aeronautical knowledge atau teori-teori penerbangan. Mulai dari dasar hingga kompetensi tinggi.

"Kita kasih 100 soal, passing grade-nya kita tetapkan 80 persen, yang benar di bawah 80 persen, gugur," tutur Martin.

Setelah itu, calon pilot masuk ke dalam seleksi bahasa Inggris lewat tes TOEIC. Minimum hasil yang diharapkan ialah 600, sama seperti standar kru kabin pesawat.

Suasana fasilitas latihan simulator, untuk melatih kabin kru dan pilot teknik pelayanan, penampilan, komunikasi, keamanan, dan pengamanan di Garuda Indonesia Training Centre, Duri, Jakarta Barat, Senin (10/9/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Suasana fasilitas latihan simulator, untuk melatih kabin kru dan pilot teknik pelayanan, penampilan, komunikasi, keamanan, dan pengamanan di Garuda Indonesia Training Centre, Duri, Jakarta Barat, Senin (10/9/2018).

Psikotes dan wawancara latar belakang menjadi tes selanjutnya. Calon pilot akan diverifikasi data-data latar belakangnya yang mereka isi pada seleksi berkas.

"Lalu medical check-up. Banyak yang gugur di sini biasanya, padahal hampir tahapan terakhir seleksi," ucap Martin.

Walau termasuk tes tahap akhir, dalam medical checkup bisa menggugurkan sekitar 30 persen kandidat pilot. Martin beralasan karena tes inilah salah satu yang paling detil dan tidak bisa dimanipulasi.

"Garuda sebenarnya tidak sulit, tapi kita punya standar kualifikasi yang memang untuk pilot, misal 80 persen tes teori, lalu medical check-up kita lihat secara detail, jangan sampai ada sakit yang tidak terdeteksi," ungkapnya.

Baca juga: Mengapa Kru Kabin Pesawat Didominasi Perempuan?

Meski ada toleransi untuk kondisi kesehatan mata, gigi, dan beberapa organ lainnya, tetapi toleransi tersebut tidak besar. 

Tips tes pilot Garuda Indonesia

"Tipsnya disiplin jaga kesehatan, BMI dijaga supaya ideal jauh-jauh sebelum tes. Kalau kita disiplin jaga makan, istirahat, dan olahraga, nanti bagus juga hasilnya," tutur Kapten Martinus.

Ia juga mengingatkan agar selalu mengulang pelajaran yang ada di sekolah penerbangan, karena beberapa kandidat yang sudah lama lulus cenderung lupa teori-teori aviasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com