Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Nasi Mandi, Kabsah, dan Biryani Khas Timur Tengah

Kompas.com - 14/09/2018, 22:06 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga sajian olahan nasi basmati khas Timur Tengah yang sangat melegenda ialah nasi mandi, nasi khabsah, dan nasi biryani. Ketiganya terkenal di berbagai negara lewat sajian resto-resto Timur Tengah.

Ketiganya memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Namun, menurut Maselogiri Noegroho, Manager Operasional Resto Al Jazeerah Polonia, Jakarta Timur, masih banyak pelanggan yang suka tertukar.

Ia menjelaskan beberapa perbedaannya pada KompasTravel, saat berkunjung ke Al Jazeerah Resto, Polonia, Jakarta Timur, Kamis (13/9/2018).

1. Nasi Mandi

Hidangan nasi jenis ini memiliki warna kuning dan putih. Warna itu berasal dari rempah kuning yang dimasak dengan cara tanur.

"Kalau kami itu nyebutnya butter rice, warnanya kuning tapi dominan, masih dominan putih," tutur Maselogiri Noegroho.

Ia mengatakan warna kuning yang dihasilkan berasal dari rempah apron, rempah asal Timur Tengah.

Rasa nasi ini dominan gurih, selain karena rempah apron tersebut juga karena proses memasak dengan teknik tanur. Tenik itu membuat kambing oven yang digantung di atas nasi menetes bumbunya ke nasi, yang sedang dimasak di atas bara.

Kambing yang digunakan menjadi lauk khusus nasi mandi ini diproses dengan cara di-oven, dan ditanur.

2. Nasi kabsah

Nasi ini memiliki warna kecoklatan, seperti nasi goreng yang menggunakan kecap. Nasi ini salah satu bumbunya menggunakan tomat dan sedikit cabai, sehingga citarasanya asam gurih, tetapi tidak pedas.

Hidangan nasi ini dipadukan dengan lauk kambing atau ayam yang dimasak dengan cara direbus, dengan bumbu tomat dan rempah Timur Tengah, dan ditiriskan.

"Nanti daging kambingnya juga direbus dalam bumbu tomat itu, sebelum dihidangkan ditiriskan agar kering, ga berkuah," ujarnya.

3. Nasi biryani

Hidangan nasi yang ketiga ini, nasi biryani identik den rempah pedas dan hangat. Teknik memasaknya dengan cara di aron sama dengan nasi kabsah, tetapi menggunakan alat khusus untuk menyiman bumbu tertentu.

"Tekniknya sama dengan kabsah sama-sama seperti diaron, kami masukin di situ nasinya, tapi ada alat macam baskom di tengahnya kita ada isi rempah yang bisa menyerap rasa dan setelahnya akan dibuang," ujar Maselogiri.

Meski identik dengan pedas, rasa pedas biryani tetaplah berbeda dengan pedas di Indonesia. Namun, menurutnya jenis hidangan nasi ini memang yang paling banyak digemari masyarakat Indonesia, diantara nasi lainnya.

"Pedasnya timur tengah beda ya dengan pedasnya Indonesia, di sana itu pedas hangat bukan yang pedas rawit, jadi pake rempah kalau di sana," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com