Keistimewaan lainnya, cokelat ini memiliki periode pengeringan yang paling singkat. Kelembaban iklim Aceh membantu untuk mengasilkan after taste yang spicy dan bercita rasa tembakau.
2. Cokelat Tabanan, Bali
Cokelat Pulau Dewata ini berasal dari jenis trinatario, yang ditanam pada ketinggian 200-250 mdpl.
Keadaan geografis Tabanan membuat cokelat ini memiliki kandungan asam yang cukup, menghasilkan cita rasa fruity dan berry yang kaya. Selain itu memiliki dasar rasa manis karamel dan sedikit creamy.
"Bali ciri mudahnya dia punya banyak rasa, basisnya asam manis. Makanya cocoknya dikasih milk powder sedikit biar manisnya keluar menutupi asamnya," tutur Kevin.
Untuk mengeluarkan cita rasa khasnya, cokelat ini juga perlu difermentasi secara tradisional di dalam kotak kayu selama lima hari.
3. Cokelat Tanazozo, Flores
Tanazozo merupakan salah satu suku yang mendiami Rajawawo, Flores, Nusa Tenggara Barat. Di sanalah cokelat ini berasal dan diolah secara tradisional oleh masyarakatnya. Cokelat ini ditanam diatas 500 mdpl, bersama perkebunan lainnya seperti kopi.
Keadaan alam seperti tanah yang kering dengan beraneka ragam perkebunan dan tanah yang bercampur dengan batu gamping membuat cokelat ini mengeluarkan karakter yang unik.
Hasilnya rasa cokelat yang dhasilkan lebih medium, dengan aroma cengkeh juga kopi di akhir rasanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.